Lonjakan harga Bitcoin yang signifikan sepanjang 2017 diprediksi akan semakin tak terbendung pada tahun depan. Malah diperkirakan bisa mencapai Rp 814 juta.
Tahun 2017 seakan menjadi masa pembuktian bagi Bitcoin sebagai cryptocurrency yang paling diperhitungkan. Salah satu klimaksnya terjadi saat mata uang digital tersebut behasil mencatat rekor tertinggi dengan nilai USD 19.796 (Rp 268 Juta) pada 17 Desember lalu.
Para ahli pun memprediksi bahwa dengan pencapaian tersebut, Bitcoin berpotensi mencatatkan nilai yang jauh lebih tinggi lagi tahun depan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Mohammad Tayeb selaku COO Medicalchain, sebuah platform penyedia layanan medis berbasis blockchain.
"Bitcoin dapat menyentuh angka USD 50 Ribu (Rp 678 Juta) tahun depan, bahkan lebih. Saya pikir akan semakin sedikit orang yang terkejut terhadap pemberitaan mengenai lonjakan nilai Bitcoin," katanya.
Prediksi dengan jangka waktu yang lebih panjang dilontarkan oleh Jeremy Epstein, CEO Never Stop Marketing, startup firma pemasaran berbasis Blockchain.
"Dengan catatan sepanjang tahun ini, saya tidak akan tekejut jika Bitcoin dapat menyentuh angka USD 250 Ribu (Rp 3,39 Miliar) atau lebih dalam waktu lima tahun. Meskipun begitu, masih ada kemungkinan 50:50 antara sukses besar atau gagal total," tutur Epstein menjelaskan.
Tak dapat dipungkiri, pertumbuhan nilai Bitcoin pada 2017 memang bisa dibilang fantastis. Walaupun begitu, kritik terhadap cryptocurrency ini yang dianalogikan sebagai 'gelembung' (karena terus terbang tinggi namun dapat 'meletus' kapan saja) masih cukup melekat pada mata uang digital tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Armindo Araújo, Kepala Divisi Finansial dari NATIXIS, bank asal Prancis. "Ya, Bitcoin merupakan 'gelembung'. Permintaan terhadapnya akan terus membuatnya terus naik dan naik, dan saya cukup penasaran kapan ini akan terus terjadi," ujarnya.
"Menurut saya, posisi Bitcoin dalam setahun ke depan akan ditentukan oleh regulasi serta penerapannya di pasar global," kata Araújo menambahkan. Menariknya, pernyataan tersebut dibantah oleh Dumont.
Ia mengatakan bahwa terdapat tiga faktor yang membuat Bitcoin bukanlah 'gelembung', yaitu terbatasnya pasokan Bitcoin hingga 21 juta, pemberitaan media serta minat investor membuat orang-orang akan tetap membelinya, dan kapitalisasinya yang masih sangat kecil dibandingkan investasi konvensional.
Epstein juga mengutarakan hal yang serupa. "Kata 'gelembung' hanya digunakan oleh orang-orang yang tidak memahami Bitcoin itu sendiri," ucapnya.
Dumont dan Tayeb pun memiliki pandangan bahwa Bitcoin serta mata uang digital lain akan terus berkembang di masa yang akan datang.
"Cryptocurrency menjadi evolusi lanjutan dari bentuk uang di dunia digital, sebuah peningkatan dari bentuk kertas," Dumont berujar.
"Kita tengah melihat proses desentralisasi terhadap cryptocurrency. Mata uang digital akan terus berkembang pada 2018, sama halnya di 2017 ini," pungkas Tayyeb.
Pergerakan harga pada Cryptocurrencies seperti Bitcoin dipengaruhi terutama oleh sentimen berita dan pasar. Gerakan mendadak ini bisa mengakibatkan perubahan harga yang membuat CFD kriptokokus menjadi produk yang menarik bagi para pedagang. Sebutkan berapa harga kripto yang akan pergi tanpa perlu dompet. Manfaatkan volatilitas harga dengan melakukan trading CFD tanpa benar-benar memiliki Cryptocurrencies.
ReplyDelete