Monday, August 28, 2017

KONGLOMERAT KOREA SELATAN BEKERJASAMA DENGAN PASAR REMITTANCE BITCOIN

Kelompok konglomerat besar di Korea Selatan, Dongbu Group, telah mengumumkan secara resmi kemitraannya dengan penyedia layanan pengiriman uang (Remittance) Bitcoin Sentbe dalam rangka ikut terjun dalam pasar remittance Bitcoin.
Dongbu Group berkolaborasi dengan Sentbe melalui the Dongbu Savings Bank. Menurut seorang pejabat dari Dongbu Savings Bank, MOU telah ditandatangani oleh para mitra untuk mempersiapkan era revolusi industri ke empat ini.
Kami telah bekerja pada aliansi bisnis ini untuk mempersiapkan era revolusi industri ke empat di bawah bisnis bank tabungan tradisional.”

Sekilas Latar Belakang Para Mitra

Perusahaan Korea Selatan, Sentbe, adalah penerima penghargaan teknologi keuangan (fintech) untuk layanan pengiriman uang asing yang menggunakan Bitcoin pada tahun 2016.
Melalui layanan ini, pelanggan dapat mengirim uang ke Cina, Vietnam, Jepang, Indonesia dan Filipina dengan biaya yang lebih rendah hingga 95 persen daripada yang dikenakan oleh bank tradisional.
Dongbu Group adalah kumpulan konglomerat besar di Korea Selatan. Mereka menghasilkan produk industri, kimia, perkapalan, keuangan dan asuransi. Anak perusahaannya, Dongbu Savings Bank, adalah anggota World Savings and Retail Banking Institute (WSBI).
Melalui WSBI, bank tersebut bekerja sama dengan banyak lembaga keuangan di seluruh dunia, termasuk Swedbank Swedia, Fra-Spa of Germany, Philippine Postal Savings Bank, Indonesia National Housing Bank, Sri Lanka National Savings Bank, dan Thai Government Savings Bank.

Korea Selatan mengesahkan pengiriman uang Bitcoin

Pemerintah Korea Selatan telah mengubah Undang-Undang Transaksi Valuta Asing untuk melegalkan pengiriman uang Bitcoin. Undang-undang yang diubah mulai berlaku pada tanggal 18 Juli 2017.
Berdasarkan undang-undang tersebut, perusahaan fintech yang berencana memberikan transfer devisa Bitcoin harus mendaftar ke Financial Supervisory Service (FSS). Mereka juga harus mematuhi persyaratan keuangan tertentu seperti modal disetor lebih dari dua miliar Won (sekitar $ 1,77 juta), dan rasio hutang terhadap ekuitas kurang dari 200 persen.

PERBEDAAN BITCOIN DENGAN EMAS

Sebagai seorang konsultan, saya sering dihadapi dengan pertanyaan “Apa sih sebenarnya Bitcoin itu?” Untuk menjawabnya, mari kita hilangkan segala konsep digital yang ada di Bitcoin. Anggaplah Bitcoin itu sesuatu yang nyata seperti emas, misalnya, dan bayangkan kini Anda menggenggam sebongkah emas di tangan Anda. Mudah, bukan?
Sekarang saya tanya, siapa yang menciptakan emas? Tidak ada, Tuhan-lah penciptanya dan kita tidak bisa membuktikan eksistensi-Nya maupun identitas asli-Nya bila memang ada. Sejauh ini, belum ada satu individual atau perusahaan manapun yang dapat menciptakan emas. Untuk mendapatkan emas, kita harus menambangnya terlebih dahulu atau membelinya dari toko emas terdekat. Logam mulia ini tersebar di seluruh penjuru dunia, berlaku dan dapat diperjualbelikan di negara manapun, meskipun tidak diciptakan oleh satu sosok yang nyata. Emas tersedia dalam jumlah yang terbatas, dan inilah yang menyebabkan harganya semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Bitcoin sama persis seperti itu, namun bedanya, dia bersifat digital atau tidak terlihat. Jadi sekarang bayangkan Anda sudah menyulap emas tersebut menjadi sesuatu yang virtual dan disimpan di komputer atau smartphone Anda. Bitcoin memiliki semua aspek-aspek penting yang dimiliki emas, namun bentuknya seperti pulsa. Menakjubkan, bukan?
Bisa kita rangkumkan bahwa Bitcoin memiliki karakteristik mirip emas sebagai berikut:
  1. Suplainya terbatas, dimana hanya akan ada 21 juta Bitcoin yang tersebar di dunia;
  2. Tidak diciptakan oleh Bank Sentral/pemerintah, melainkan oleh suatu pihak yang tidak diketahui identitas aslinya;
  3. Tidak diproduksi maupun dikontrol oleh suatu individu, grup atau perusahaan;
  4. Mustahil untuk diduplikasi atau dipalsu;
  5. Bersifat tahan lama dan tidak mudah hancur;
  6. Diperoleh dengan cara ditambang, namun menggunakan program mining dan algoritma matematika;
  7. Dapat ditransaksikan di seluruh dunia;
  8. Transaksi bersifat irreversible, artinya sekali Bitcoin diberikan ke tangan orang lain, transaksi tidak dapat dibatalkan kecuali orang itu bersedia mengirimkan Bitcoinnya kembali;
  9. Dapat ditukar dan diperjualbelikan dengan berbagai mata uang di dunia.
Karakteristik-karakteristik diatas membuktikan bahwa selain bentuknya yang digital, Bitcoin kurang lebih mirip dengan emas. Namun perlu Anda ketahui bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan Bitcoin lebih baik dari emas.

http://bisnisdigitalsukses.blogspot.co.id/2017/05/lima-alasan-mengapa-harga-bitcoin.html

Thursday, August 24, 2017

MENGENAL POTENSI BITCOIN DALAM JAGAT DIGITAL. TANYAKAN PADA AHLINYA




Berkenaan dengan Bitcoin, percakapan seperti ini terkadang masih suka terdengar antara si A dan B yang sama-sama baru mengenal Bitcoin.
A : Bitcoin itu apa, sih?
B  : Mata uang digital
A : Mata uang digital itu apa?
B : Mata uang yang ada di dunia maya
Apakah jawaban dari B menjawab pertanyaan A? Mungkin sedikit menjawab tapi tidak menggambarkan hakikat Bitcoin sesungguhnya. Karena pengertian dan potensi Bitcoin lebih daripada sekedar mata uang yang beredar di dunia maya. Dari jawaban yang diberikan B, sayang sekali A hanya mendapatkan informasi yang tidak membuatnya lebih memahami keunggulan dari Bitcoin secara tepat dan jelas sehingga A mungkin sepanjang hidupnya hanya tahu bahwa Bitcoin adalah jenis mata uang digital yang beredar di dunia maya.
Berbeda halnya ketika A bertanya langsung kepada sumber terpercaya yang membuatnya lebih memahami apa itu Bitcoin dan mata uang digital lainnya. Misalnya, datang langsung ke Digital Exchange, seperti Digital Exhange Bitcoin Indonesia (www.bitcoin.co.id), atau ke Bitstamp, Coindesk, dan lain-lain, yang sudah jelas kredibilitasnya dan memberikan informasi akurat seperti yang sebetulnya A inginkan.
Bitcoin tidak hanya sekedar mata uang digital. Tapi lebih dari itu, Bitcoin merupakan save haven aset yang bisa ditradingkan, bisa dilakukan pengiriman ketika keluarga Anda membutuhkan uang (baik di dalam dan di luar negeri), bisa dibelanjakan di banyak merchant yang menerima pembayaran dengan Bitcoin (seperti di Rakuten, Overstock, Microsoft, Dell, dll), dan tidak mengenal inflasi karena tidak dimiliki oleh pemerintah atau lembaga keuangan manapun. Teknologi Bitcoin yang bersifat peer to peer dan terdesentralisasi memungkinkan pengguna melakukan transaksi tanpa ada pihak ketiga. Adalah Blockchain yang menjadi teknologi tulang punggung mata uang digital tersebut, yang sering disebut sebagai buku besar terdesentralisasi yang bersifat transparan.
Potensi Bitcoin tidak hanya sampai di situ. Di Jepang, setelah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang yang sah di negaranya, sebagaimana dilansir dari Bloomberg.com, Bitcoin juga kini dipakai seagai aset dasar obligasi. Dengan demikian Jepang telah bersungguh-sungguh memperlakukan Bitcoin layaknya mata uang fiat pada umumnya. Fisco Ltd, adalah perusahaan riset dan investasi asal Jepang yang melakukan terobosan baru itu. Perusahaan itu menerbitkan surat utang (obligasi) berbasis Bitcoin.
Fisco Ltd Jepang bereksperimen dengan menjual obligasi dalam bentuk Bitcoin karena  memperkirakan bahwa mata uang digital pada akhirnya akan menjadi aset keuangan yang diakui secara hukum di Jepang dan membantu meningkatkan bisnisnya. Sebagai permulaan, nilai hutang yang diterbitkan adalah senilai 200 Bitcoin pada 10 Agustus lalu. Salah satu tujuan penjualan tersebut adalah untuk menguji potensi obligasi tersebut sebagai alat penggalangan dana yang bermanfaat, menurut Masayuki Tashiro.
Dapat dikatakan Jepang selangkah lebih maju dalam mengambil langkah-langkah terkait mata uang digital dari negara lainnya. Perdana Menteri Pemerintahan, Shinzo Abe, pada tanggal 1 April melegalkan cryptocurreny sebagai bentuk pembayaran yang sah dan menetapkan peraturan seputar audit dan keamanannya. Pada bulan Juli, regulator menerapkan pembelian Bitcoin dibebaskan dari pajak penjualan 8 persen di negara tersebut, menempatkan cryptocurrency pada level yang sama dengan produk keuangan seperti saham dan obligasi.
Di Indonesia sendiri, Bitcoin dan mata uang digital lainnya dianggap sebagai komoditas yang ramai diperdagangkan. Terkait kemajuan Bitcoin di negara Jepang, apakah harapan baru yang timbul di Indonesia? Suasti Atmastuti Astaman, selaku Manager Bisnis Development di Bitcoin Indonesia (www.bitcoin.co.id), mengungkapkan pendapatnya:
Jepang lagi-lagi sudah melangkah lebih maju dibandingkan negara lain. Bahkan berita terakhir yang saya dengar, pimpinan Kota Hirosaki di Jepang memutuskan untuk menerima donasi dalam bentuk Bitcoin untuk menjaga kelestarian 2,600 pohon sakura di sana. Keberanian mereka untuk berpikiran terbuka dan terjun langsung ke teknologi baru seperti Bitcoin dan Blockchain memang patut dijadikan panutan, dan saya harap Indonesia juga akan mengikuti jejaknya dalam waktu dekat. Meskipun sangat kompleks untuk dipelajari, namun ada begitu banyak hal baru yang bisa dikembangkan dari Bitcoin dan teknologi Blockchain ini, dan saya rasa Indonesia bisa mengambil beberapa manfaat dari sana seperti apa yang dilakukan Jepang.”
Hakikat Bitcoin dan potensinya bisa saja tidak selengkap yang ada dalam artikel ini. Apabila Anda ingin mengenalnya lebih jauh, Anda bisa datang ke Digital Exchange, seperti Bitcoin Indonesia (www.bitcoin.co.id) atau searching via internet dan mencari sumber yang terpercaya untuk memperdalam pengetahuan Anda tentang Bitcoin.

Wednesday, August 23, 2017

MARKETPLACE TIKET TERBESAR C2C DI JEPANG MENERIMA BITCOIN

Marketplace tiket C2C di Jepang, Ticket Camp, mengumumkan secara resmi bahwa telah menjadi yang pertama di industri tiket Jepang untuk menerima Bitcoin. Langkah ini dimulai pada 17 Agustus. Situs ini memiliki sekitar 5 juta pengguna dan memproses sekitar 5,8 miliar yen per bulan.
Pasar ini dioperasikan oleh Hunza Co. Ltd, anak perusahaan Grup Mixi. Perusahaan tersebut menjelaskan dalam pengumuman tersebut bahwa Ticket Camp di Jepang punya visi menciptakan layanan web yang menjadi budaya dunia. Konsepnya mirip dengan stubhub tiket online di A.S., Ticket Camp memungkinkan pengguna untuk membeli, menjual, dan meminta tiket acara antara satu sama lain.
Penjual memutuskan harga yang ingin mereka jual dan daftar tiket mereka untuk dijual di pasar. Selain itu, Ticket Camp menggunakan sistem escrow di mana pembayaran dilakukan oleh Hunza sampai tiket tiba di tangan pembeli, memastikan transaksi aman,” jelas Mixi Group .
Situs ini tidak memiliki biaya keanggotaan atau pendaftaran namun mengambil persentase dari jumlah pembelian.
Penghasilan Ticket Camp berasal dari biaya transaksi yang ditetapkan sebesar 13% dari harga jual tiket, dibagi antara penjual tiket dan pembeli,” tulis Mixi Group. Pendaftaran membutuhkan waktu satu menit, tertera di situs web.
Tiket Camp baru berdiri dua tahun, namun telah berkembang menjadi 5 juta pengguna, menurut siaran pers Hunza. Proses transaksi sekitar 5,8 miliar yen per bulan pada Desember 2016, atau sekitar $ 53 juta.
Pembayaran dengan Ditcoin di situs web diproses oleh salah satu bursa Bitcoin terbesar di Jepang, Coincheck, yang mengklaim telah mendaftarkan lebih dari 5000 pedagang di seluruh Jepang untuk menerima mata uang digitalnya. Prosesor pembayaran pedagang saat ini memfasilitasi peluncuran opsi pembayaran Bitcoin sebesar 260.000 toko di seluruh negeri. Toko-toko ini menggunakan aplikasi pembayaran dengan Recruit Lifestyle yang telah bermitra dengan Coincheck. Lokasi toko kacamata Meganesuper juga telah menerima Bitcoin dengan menggunakan aplikasi ini.
Di Ticket Camp, pelanggan dapat menggunakan dompet Coincheck atau dompet Bitcoin lainnya dengan memindai kode QR yang ditampilkan pada saat pembayaran. Selain Bitcoin, terdapat pula metode pembayaran lainnya termasuk kartu kredit, pembayaran mobile, Pay-easy, dan Apple Pay. Ada juga pilihan pembayaran di tempat, di mana pelanggan dapat membayar di toko, seperti Lawson, Family Mart, Circle K, dan Ministop.

Friday, August 18, 2017

VOLUME PERDAGANGAN BITCOIN DI JEPANG MENANJAK

Sebagian besar perdagangan biaya rendah di Jepang mendorong negara itu menjadi pasar terbesar dunia dalam pertukaran cryptocurrency.
Data dari cryptocompare menunjukkan bahwa Yen Jepang (JPY), mencapai sekitar 43,6 persen dalam volume perdagangan Bitcoin di seluruh dunia selama 24 jam terakhir.
Volume perdagangan Bitcoin di Jepang lebih dari 97.000 BTC, menduduki posisi pasar nomor dua setelahnya adalah Dolar AS, yang menguasai pasar sekitar 25 persen dari volume global atau sekitar 55.800 BTC. Jepang juga menggantikan posisi Cina yang sekarang menjadi pasar cryptocurreny nomor 3 untuk pertama kalinya pada bulan Februari ketika bursa Cina menghentikan penarikan BTC.
Hal utama yang mendorong bertumbuhnya Bitcoin di Jepang saat ini, negara itu memberikan kesempatan kepada para pedagang untuk menawarkan pembayaran dalam bentuk Bitcoin di berbagai toko, baik pedagang kecil maupun besar. Dengan demikian akan semakin meningkatkan kesadaran konsumen atas penggunaan Bitcoin sebagai mata uang yang sah di negara itu.
Data dari cryptocompare melaporkan bahwa lima mata uang perdagangan Bitcoin yang paling aktif, yaitu JPY, USD, CNY, KRW dan EUR. Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah akan segera menyusul?




Saturday, August 12, 2017

BURSA SAHAM MULAI MENANGGAPI BITCOIN DENGAN SERIUS

Operator bursa saham terbesar di Amerika Serikat mulai mengambil langkah-langkah untuk menerima Bitcoin. Situasi ini menimbulkan spekulasi masyarakat bahwa keberadaan mata uang digital kini semakin membesar di dunia.
 sNasdaq OMX Group Inc mengungkapkan bahwa mereka telah setuju untuk menjalin kerjasama dengan sebuah start up Bitcoin di New York bernama Noble Markets yang selama ini menyediakan platform untuk perdagangan Bitcoin. Kini, Noble sudah secara resmi melisensi teknologi X-stream milik Nasdaq dan akan mengadopsi software yang sama seperti yang digunakan oleh bursa efek di seluruh dunia, termasuk sistem yang menjalankan Pasar Saham Nasdaq, salah satu bursa efek terbesar di dunia. Berita ini mengikuti apa yang terjadi pada bulan Januari kemarin dimana Bursa Efek New York setuju untuk berinvestasi di Coinbase–sebuah platform lain yang juga melayani perdagangan mata uang digital.
Pasar-pasar tempat jual beli Bitcoin mulai terkenal ketika salah satu pasar terbesar, Mt. Gox, mengalami kebangkrutan pada tahun 2014. Mt. Gox menutup perusahaannya setelah kehilangan ratusan ribu Bitcoin milik pelanggan termasuk milik perusahaannya sendiri. Dengan menggunakan software milik Nasdaq, Noble tentunya bisa mendapatkan legitimasi yang lebih besar.
“Perkembangan ini akan memberikan nilai positif yang besar bagi teknologi Bitcoin,” Nicholas Colas, kepala strategi pasar di Convergex Group, mengatakan dalam sebuah wawancara. “Karena kini Anda melihat semakin banyak organisasi-organisasi raksasa yang menggunakan teknologi ini, pasti Anda mulai mengerti bahwa Bitcoin bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh lagi.”
Sementara beberapa startups Bitcoin baru-baru ini membangun teknologi perdagangan mereka sendiri, sistem Nasdaq telah teruji dan digunakan selama bertahun-tahun. Nasdaq menyediakan trading software untuk perusahaan-perusahaan besar, termasuk Jepang Exchange Group Inc dan Singapore Exchange Ltd, yang merupakan dua operator pasar terbesar di dunia.
Nasdaq terbuka untuk bekerjasama dan menyediakan teknologi kami untuk pasar jual-beli Bitcoin lainnya,” Ryan Wells, juru bicara Nasdaq, mengatakan dalam sebuah wawancara.
Noble Markets didirikan oleh John Betts, yang sebelumnya pernah bekerja di perusahaan Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley dan UBS Group AG. Betts mengatakan bahwa karirnya di dunia keuangan membuatnya cukup mengerti tentang seluk beluk dalam merancang sistem-sistem perdagangan. Sepertinya pengalamannya dalam bekerja untuk perusahaan-perusahaan besar itu telah mematangkan persiapannya untuk terjun ke dunia Bitcoin. Tentunya kasus ini berbanding terbalik dengan Mt.Gox yang awalnya direncanakan hanya sebagai tempat jual beli kartu untuk permainan Magic: The Gathering.
Menurut Adam Draper, seorang venture capitalist yang kerap berinvestasi di startup-startup Bitcoin, keterlibatan Nasdaq adalah suatu pertanda baik. “Dengan ini, Bitcoin jelas menunjukkan kalau mata uang digital tersebut sudah benar-benar berpengaruh di dunia dan tidak akan menghilang begitu saja,” ucapnya dalam sebuah e-mail, terkait berita Nasdaq ini.

PELUANG EMAS UNTUK BITCOIN

Bitcoin, mata uang digital yang kini ramai diperbincangkan dunia ini, pada bulan Juli 2017 mengalami penurunan harga. Kondisi ini bagi sebagian pengguna mungkin momentum yang tidak diharapkan. Namun bagi orang-orang yang sangat ingin memiliki Bitcoin sejak lama, tapi bingung karena melihat harga per 1 BTC-nya dinilai tinggi saat itu, sekarang ini diprediksikan sebagai peluang emas untuk membeli dan mulai berinvestasi mata uang digital tersebut karena penurunan harga ini biasanya tidak berlangsung lama, kemudian kita dapat menjualnya saat harga naik kembali untuk mendapatkan keuntungan.

PREDIKSI HARGA DI MASA DEPAN

Sebagaimana yang dilansir dari futurism.com, Tom Lee, seorang ahli strategi Wall Street yang bekerja di Fundstrat, telah memperkirakan bahwa harga Bitcoin di masa depan akan terus meningkat secara eksponensial hingga mencapai $55.000 per BTC pada tahun 2022. Perkiraannya itu muncul dengan berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi kelangkaan dan ketidakstabilan pasar.
Lee berpendapat bahwa:
Bitcoin itu memasukkan peran yang sebelumnya dimainkan emas dalam ekonomi.  Ini merupakan toko kekayaan yang solid dan dapat diandalkan pada saat kita melihat resesi dan turbulensi pasar yang mempengaruhi penghematan orang dalam mata uang mereka sendiri. Hal ini terutama terjadi di negara-negara di mana pemerintah mengendalikan mata uang untuk mencapai efek yang diinginkan seperti yang terjadi di Cina dan Jepang.”
Jumlah Bitcoin yang terbatas, yaitu nantinya hanya akan ada 21 juta BTC di dunia, tentu saja juga ikut mempengaruhi kenaikan harga mata uang digital ini seiring permintaannya yang semakin melambung tinggi. Kenaikan Bitcoin telah begitu meteorik sehingga sangat berbeda dengan mata uang atau aset lainnya. Kejadian unik mungkin pernah juga kita dengar, yaitu  pada bulan Mei tahun 2010, seorang pengembang membeli dua pizza seharga 10.000 Bitcoin. Ini, secara total, sekarang bernilai sekitar $25 juta, yang cukup untuk membeli Magna Carta yang berusia 720 tahun, mengingat produk tersebut terjual seharga $21 juta pada tahun 2007.

Turun naiknya harga Bitcoin yang sangat fluktuaktif pada dasarnya adalah keadaan biasa bagi para pengguna atau trader Bitcoin. Di mana kondisi ini sama-sama bisa dijadikan momentum atau peluang emas yang menguntungkan ketika para pengguna Bitcoin bisa memanfaatkannya dengan baik, yakni membeli saat harga Bitcoin turun, dan menjualnya saat harga Bitcoin naik.
Suasti Atmastuti Astaman selaku Manager Bisnis Development dari Bitcoin Indonesia (Bitcoin.co.id), ikut mengemukakan pendapatnya bahwa:
Koreksi harga yang terjadi saat ini memang sebenarnya sudah diprediksi akan terjadi karena kenaikan harga Bitcoin di tahun 2017 ini memang meningkat secara sangat signifikan dalam kurun waktu beberapa minggu saja. Bila nanti aktivasi SegWit berjalan dengan lancar, ada kemungkinan harga Bitcoin akan kembali meningkat dengan cukup drastis, ditambah lagi dengan adanya kemungkinan bahwa tahun ini, Korea Selatan akan segera melegalkan Bitcoin di negaranya.”