Saturday, September 29, 2018

Samourai Wallet Hapuskan USD, Selamat Tinggal Fiat!

Salah satu vendor wallet bitcoin, Samourai Wallet, membuat keputusan tegas dengan menghilangkan konvesi satuan bitcoin dengan USD. Umumnya di berbagai platform baik wallet bitcoin, exchange, dan lain-lain memang masih menggunakan mata uang Fiat seperti USD, atau yang lain.

Platform wallet bitcoin di versi mobile terkemuka Samourai Wallet, memutuskan untuk menghapuskan konversi mata uang bitcoin dengan USD. Langkah tersebut diambil untuk segera menghilangkan ketergantungan dengan mata uang Fiat.


Sebaliknya, menggantinya hanya dengan menggunakan Satoshi atau “SAT” saja sebagai satuan bitcoin selama ini. Dengan kapabilitas bitcoin yang bisa digunakan sebagai sebuah media pertukaran nilai, atau mata uang, maka ketergantungan pada mata uang Fiat tersebut dirasa cukup mengganggu.

Samourai Wallet Ucapkan Selamat Tinggal Fiat

Di dalam rilis post yang dimuat di blog Samourai Wallet kemarin (28/9/18), pihak pengembang memang sengaja dengan menuliskan “Farewell Fiat”. Frase tersebut artinya adalah “selamat tinggal Fiat” yang ditandai dengan menghapus konversi USD pada rilis update terbaru, versi 0.98.87 di wallet Samourai.
“Kami percaya bahwa merupakan hal yang fundamental untuk pengguna kami saat ini dan masa depan, agar memahami ketika mereka bertransaksi dalam jaringan Bitcoin, ketika mereka berpartisipasi dalam ekonomi Bitcoin, mereka bertransaksi dengan unit asli dengan jaringan itu, BTC, tidak ada yang lain.”

Selama ini, cukup banyak varian platform di ekosistem bitcoin yang memang masih banyak menggunakan konversi bitcoin dengan mata uang Fiat. Mulai dari berbagai varian wallet bitcoin dalam berbagai macam bentuk, bursa-bursa bitcoin, dan banyak yang lain.
Kecenderungan tersebut mulai ditangkap oleh pihak pengembang Samourai wallet saat pertama kali meluncurkan platformnya di tahun 2015 lalu.
Meski konversi mata uang antara Bitcoin dengan Fiat dilakukan hanya untuk memperoleh gambaran mudah untuk nilai bitcoin jika dilihat dari Fiat, namun ada kecenderungan yang dipandang perlu untuk segera dihilangkan.
Kecenderungan tersebut membuat pengguna Bitcoin tidak siap melepas ketergantungan akan mata uang Fiat.
Di dalam versi wallet Samourai sebelumnya, konversi mata uang Fiat tersebut berada dalam fitur “street price”. Dan akhirnya dihapus pada rilis update terbaru di versi 0.98.87. Artinya, para pengguna wallet Samourai saat ini benar-benar harus terbiasa dengan satuan terkecil bitcoin “SAT”. Tidak dengan satuan lain.
Nama “Satoshi Nakamoto” digunakan untuk menyebut satuan terkecil bitcoin dengan sebutan “Satoshi”, atau yang disingkat dengan “SAT”. Pada satuan terkecil atau Satoshi ini, berarti 1 SAT akan bernilai 0,00000007 BTC.


Wednesday, September 26, 2018

PBB Eksplorasi Teknologi Blockchain

PBB eksplorasi teknologi blockchain untuk mengatasi krisis sosial secara global, dan membantu negara berkembang. Pihak PBB mengumumkan hal tersebut pada genda Majelis Umum PBB ke 73 yang digelar di New York.



Upaya PBB eksplorasi teknologi blockchain tersebut adalah inisiatif yang dikembangkan sebagai bagian kerja dari United Nations Development Programme (UNDP).
Tujuannya tidak lain untuk mendukung dan membantu negara-negara berkembang dengan peningkatan sumber daya dan taraf hidup warga negara.
Dikabarkan dari The Nexweb, Asisten Sekjen PBB Haolian Xu mengatakan, “Kami percaya bahwa teknologi blockchain merupakan teknologi yang memiliki dampak besar di negara berkembang dalam berbagai cara,” terangnya.
Kabarnya, pihak PBB sendiri telah menjalin kemitraan dengan sebuah yayasan sosial blockchain bernama Blockchain Charity Foundation (BCF).
Terkait kemitraannya dengan BCF, Haolian Xu mengatakan bahwa UNDP cukup senang dengan komitmen kuat BCF untuk bekerjasama dengan UNDP dalam eksplorasi teknologi blockchain. Dengan tujuan untuk menciptakan solusi atas berbagai tantangan pembangunan yang paling sulit dilakukan di Asia dan Pasifik.
BCF ini adalah sebuah yayasan yang diluncurkan oleh Pemerintah Malta dan bekerjasama dengan Binance. Pada peluncuran yayasan yang digelar sekitar bulan Juli lalu itu, pihak Binance sendiri telah berjabat tangan dengan Presiden Malta.
Sementara pada agenda PBB tersebut, BCF juga memperkenalkan platform donasi untuk amal yang bersifat terdesentralisasi. Platform donasi amal itu memungkinkan untuk memberi donasi secara lebih transparan, terlacak dari mana dan kepada siapa dana itu akan digunakan.
Dalam beberapa pekan terakhir, BCF juga membuat alat komunikasi berbasis blockchain yang sepenuhnya off-grid. Alat komunikasi tersebut selain dapat digunakan untuk bertransaksi kripto, juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan lebih aman. Sehingga tidak ada kendala meskipun saat terjadi bencana alam.

Tuesday, September 25, 2018

Michael Novogratz Prediksi Harga Bitcoin Capai USD 10.000

Michael Novogratz, salah seorang miliarder bitcoin mengatakan bahwa mustahil jika harga bitcoin tidak mencapai USD 10.000 di penghujung tahun nantinya.


Salah seorang miliarder bitcoin, Michael Novogratz, memprediksi harga bitcoin dapat tembus di USD 10.000 pada akhir tahun. Novogratz banyak berharap agar harga bitcoin segera naik 30% sebelum menjelang akhir tahun.

Pendapatnya tersebut dilontarkan saat diwawancarai di CNBC Fast Money hari Jumat pekan lalu. Bagi miliarder yang telah mendirikan Galaxy Digital, Novogratz mengharapkan ada arus kas masuk lebih besar di pasar kripto.
Arus kas yang dimaksud Novogratz tersebut adalah berasal dari lembaga institusional yang tertarik terlibat dengan pasar kripto. Menurutnya, arus kas besar dari institusional itu diharapkan segera masuk lebih besar jika Bitcoin mampu melintas di harga USD 6.800, USD 8.800, dan USD 10.000 per BTC.
Mendukung pendapatnya tersebut, Novogratz juga memberikan beberapa alasan dibaliknya. Ia menunjuk beberapa pemain besar seperti Goldman Sachs dan juga ICE. Menurut Novogratz, kedua pemain besar itu saat ini sedang mengembangkan infrastruktur yang diperlukan agar lembaga-lembaga atau institusional besar dapat berpartisipasi.
Pada Goldman Sachs misalnya, sedang menggarap proyek untuk aset digital. Sedangkan ICE (Intercontinental Exchange) sudah bekerjasama dengan Bakk untuk meningkatkan likuiditas kripto.
Michael Novogratz mengatakan:
“Ini adalah bull market di lembaga-lembaga yang membangun infrastruktur bagi uang riil investor agar bisa masuk di ranah ini… Menurut saya dalam tiga hingga enam bulan dari sekarang, akan ada pertanda jelas untuk semua ini.”
Novogratz juga menekankan bahwa institusi-institusi besar maupun dana pensiun akan mulai banyak masuk dan berinvestasi.
Dalam sesi wawancara tersebut, Novogratz seakan memberikan garis besar adanya institusi-institusi besar yang telah masuk di pasar bitcoin. Meski menolak memberikan detail institusional besar mana yang telah masuk, namun ia menyebutkan bahwa ada istitusi besar yang cukup berpengaruh sudah berinvestasi di hedge fund bitcoin.
Menggaris bawahi pendapatnya, Novogratz juga menyatakan bahwa pada Q1 dan Q2 di tahun 2019 mendatang akan ada beberapa produk kripto di pasar yang berperan untuk meningkatkan partisipasi dari lembaga atau institusional.
“Menurut saya hal itu akan terjadi. Dan kita akan banyak membicarakan tentang hal tersebut nantinya. Anda tahu, langit adalah batasnya,” tegasnya.

The B Foundation Resmi Berdiri, Tambah Satu Yayasan Bitcoin




The B Foundation resmi didirikan pada 23 September lalu. The B Foundation ini adalah salah satu yayasan bitcoin baru di luar sistem Bitcoin. Wilayah kerjanya lebih spesifik dalam hal penggalangan amal dan komersial.

Pada konferensi Bitcoin bertajuk “Baltic Honeybadger 2018” bertempat di Riga, ibukota Latvia , sekaligus untuk meresmikan The B Foundation. Di event yang berlangsung mulai 22-23 September lalu itu bertambah satu lagi yayasan bitcoin yang bernama The B Foundation.


Beberapa person yang berada di belakang yayasan bitcoin baru The B Foundation tersebut adalah, Jameson Lopp, Elizabeth Stark, Adam Back, Pavol Rusnak, Alena Vranova, Whale Panda, Alex Petrov, Francis Pouliot, dan juga Giacomo Zucco.


Pendiri Satoshi Labs, Alena Vranova yang juga di dalam The B Foundation memberikan keterangan pada event tersebut, bahwa fokus utama yayasan baru itu untuk menggalang sumbangan untuk amal maupun komersial.
Menurut Alena Vranova dalam rilis transkrip B Foundation, menyebut yayasan baru itu akan berkantor pusat di Liechtenstein, sebuah negara yang beribu kota di Vadus, pegunungan Alpen. Alasannya, karena di negara Liechtenstein tersebut cukup memberikan dukungan untuk bitcoin.
Selain itu, struktur B Foundation dibentuk dengan dewan dn tim eksekutif yang terdiri dari direktur, asisten eksekutif dan yang lainnya. Dalam pernyataan tertulisnya itu, Alena menyebut bahwa dewan di B Foundation tidak akan mendapat bayaran.
Tentang pendirian B Foundation itu, Alena menerangkan bagaimana mewujudkan sebuah upaya untuk bisa lebih efektif secara terpusat. Alena melihat bagaimana yayasan Ethereum bekerja dengan departemen pemasaran hingga promosi yang dianggap cukup efektif dalam jangka waktu yang pendek.

Ada Dua Yayasan Bitcoin

Pada Bulan September tahun 2012 lalu, Bitcoin Foundation telah berdiri. Saat ini Direktur Eksekutif di Bitcoin Foundation dipegang oleh Liew Claasen setelah menggantikan Bruce Fenton pada bulan Juli tahun 2016, dua tahun lalu.
Pada saat pendirian lembaga non profit Bitcoin Foundation saat itu, dilakukan atas itikad untuk mengembalikan reputasi bitcoin yang saat itu cukup sering mendapat predikat buruk di mata masyarakat.
Beberapa skandal yang dianggap telah membawa citra buruk untuk Bitcoin seperti transaksi Bitcoin yang terlibat dengan Silk Road. Beberapa hal lain, seperti hacker, dan hal lainnya.

Atas dasar itu, pendirian Bitcoin Foundation adalah gagasan masing-masing individu untuk mengorganisir diri dan membentuk yayasan tersebut. Hal yang perlu dipahami tentang yayasan bitcoin itu, adalah berada di luar sistem bitcoin.
Dengan berdirinya The B Foundation, beberapa hari lalu, artinya saat ini komunitas bitcoin mempunyai dua yayasan yang berbeda.

Sunday, September 23, 2018

Sistem Pembayaran Berbasis Blockchain Di Dubai

Departemen Keuangan Dubai meluncurkan sistem pembayaran berbasis blockchain. Pembangunan sistem pembayaran ini melibatkan kerjasama antara Departemen Keuangan Dubai bersama dengan Smart Dubai Office (SDO).



Pemerintah Dubai meluncurkan sistem pembayaran berbasis Blockchain. Proyek pembangunan sistem pembayaran berbasis blockchain tersebut merupakan hasil kerjasama antara Smart Dubai Office (SDO) dan Departemen Keuangan Dubai.

Tujuannya adalah agar transaksi pemerintah berjalan secara lebih cepat. Proses pembayaran dengan sistem rekonsiliasi dan settlement dengan sistem yang baru ini, diharapkan mampu lebih efektif dan cepat secara real-time.
Smart Dubai Office (SDO) ini berada dalam satu naungan dari Smart Dubai Government (SDG) yang telah berjalan. Tidak lain adalah membuat pemerintah Dubai menjadi cukup ramah dengan teknologi. Wilayah kerja di Smart Dubai tersebut memang berupaya untuk menyediakan infrastruktur dan layanan yang berbasis teknologi.
Terkait dengan peluncuran sistem pembayaran berbasis blockchain itu, berupaya untuk memangkas pembuangan waktu percuma dalam proses transaksi. Pemanfaatan teknologi blockchain tersebut mampu menghemat waktu dan juga lebih efektif.
Sebelumnya, proses transaksi yang berjalan di Departemen Keuangan melalui prosedur yang cukup berbelit. Dimulai dari pengumpulan pembayaran dari berbagai portal secara manual, dilanjutkan dengan rekonsiliasi pembayaran itu hingga proses settlement.
Dilanjutkan setelah itu dengan pemotongan ongkos untuk pihak-pihak terkait. Total waktu yang dibutuhkan dalam proses tersebut disebutkan bisa memakan waktu hingga 45 hari. Sehingga prosesnya memakan waktu yang cukup panjang.

Dituliskan dalam press releasenya yang dipublikasikan di media Zawya.com, agenda peluncuran sistem pembayaran berbasis blockchain itu dihadiri langsung oleh Direktur utama Smart Dubai Office, Dr Aisha Bint Butti Bin Bishr.
Turut hadir juga pada acara peluncuran perdana (23/9/18), beberapa pejabat Dubai seperti Pimpinan Departemen Keuangan Dubai – H.E Abdulrahman Al Saleh, Dirut Dubai Future Foundation (DFF) – H.E Saeed Al Falasi, Presdir Departemen Energi Listrik dan Air – H. E Saeed Al Tayer, serta beberapa departemen terkait lainnya.
Pada agenda peluncuran itu, Dr Aisha Bint Butti Bin Bishr mengatakan, “Teknologi pintar terus menyusup keseluruh aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Hampir semua yang kita lakukan bergantung pada tingkat teknologi canggih tertentu yang dianggap cukup disruptif. Dengan visi dan cara fikir ke depan, Dubai telah lama menjadi pelopor untuk merangkul perkembangan teknologi-teknologi inovatif menjadi revolusi industri keempat. Menyesuaikan teknologi itu untuk memenuhi kebutuhan warga negara, dan menjadikan Dubai menjadi kota paling pintar di dunia,” ungkapnya.
Secara lebih spesifik, sistem pembayaran berbasis blockchain tersebut memang memanfaatkan teknologi blockchain karena dianggap teknologi yang paling menjajikan. Dr Aisha menilai teknologi blockchain jauh lebih menarik, dan nilai investasinya juga meningkat setiap tahun.
Di tahun 2018, investasi dalam teknologi blockchain di pasar global diproyeksikan oleh para analis akan bernilai hingga USD 290 miliar di tahun 2019.

Thursday, September 20, 2018

Bank-bank Besar Rusia Sudah Siap Dengan Cryptocurrency

Beberapa bank-bank besar Rusia menyatakan siap untuk integerasikan dengan cryptocurrency. Hal itu diungkapkan setelah mengadakan pertemuan khusus pada 20 September kemarin. Pertemuan itu sengaja untuk menyiapkan masa depan sektor keuangan. Termasuk regulasi mata uang kripto di Rusia.



Pada pertemuan yang digelar di Bursa Efek Moskow Rusia (20/9/18), bank-bank besar rusia menyatakan siap untuk menyediakan layanan terkait dengan cryptocurrency. Di pertemuan itu ADDCAPITAL saling sepakat bermitra dengan VNX Exchange di pasar ventura. Nilai kerjasama tersebut berkisar sekitar USD 20 juta.

Pertemuan khusus bank-bank besar Rusia tersebut digelar oleh OCP, yang bertindak sebagai sebuah kelompok kerja untuk masuk di ruang pemegang kebijakan dan regulator. Hadir dalam pertemuan tersebut beberapa bank-bank besar di Rusia. Seperti Sberbank, ADDCAPITAL, ALTHAUS Group, Group IB, serta juga beberapa perusahaan lain.
Tidak hanya itu, beberapa bursa besar di luar Rusia dan juga pihak beberapa tim kripto juga turut menghadiri pertemuan tersebut. Seperti bursa kripto BitFlyer asal Jepang, NEM dan juga Litecoin.
Agenda pertemuan itu dibawakan oleh Luc Frieden, mantan Menteri Kehakiman dan Menteri Keuangan di Luksemburg, anggota Dewan Direksi Bursa Efek Luksemburg, dan Ketua Dewan Direksi bank terbesar di Luksemburg, yakni Luksemburg BIL (Banque Internationale a Luxembourg)
Ada sebuah informasi dari sumber luar yang menyatakan bahwa bank-bank besar Rusia tersebut tertarik dengan peregulasian cryptocurrency di Luksemburg, Singapura, maupun di Jepang. Perwakilan banyak lembaga dari Luxemburg tersebut memberikan keterangan tentang besarnya permintaan untuk cryptocurrency.

Inggris Segera Legalkan Bitcoin Cs Sebagai Mata Uang?



Parlemen Inggris ingin mengendalikan pergerakan liar harga mata uang digital (cryptocurrency) dan mempersiapkan diri sebagai rumah yang sah untuk perdagangan Bitcoin Cs.


Cryptocurrency adalah uang digital yang dirancang untuk berfungsi sebagai media pertukaran nilai. Bitcoin Cs menggunakan kriptografi untuk mencatat dan mengamankan transaksi keuangan. Token virtual yang dibeli konsumen dapat digunakan untuk melakukan pembayaran.



Para anggota parlemen juga menyarankan pemerintah, sebagai bagian dari reformasi regulasi, memposisikan diri sebagai pusat global perdagangan Bitcoin Cs.

Bursa penukaran mata uang digital Coinbase berkontribusi pada laporan tersebut. Dalam sebuah email ke CNBC pada hari Selasa, CEO Coinbase Inggris Zeeshan Feroz mengatakan bahwa Inggris perlu melakukan reformasi dengan cepat atau kehilangan kesempatan.

"Inggris sedang berlomba dengan pusat keuangan lain di seluruh dunia untuk menjadi ibu kota mata uang digital dunia, jadi penting peraturan ini dilaksanakan secepat mungkin," katanya.

Tuesday, September 18, 2018

Kritik Jokowi : Kita Harus Tau Bitcoin dan Cryptocurrency

Presiden Republik Indonesia, Jokowi mengkritik masyarakat yang banyak menghabiskan waktu di media sosial tanpa hal yang berguna. Akibatnya, menjadi lupa bahwa perubahan dunia begitu cepat. Jokowi menunjuk ada artificial intellegence, ada 3d printing, ada internet of thing, ada virtual reality, ada bitcoin, cryptocurency.

Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), memberikan kritik kepada sebagian masyarakat yang sering menghabiskan energi untuk hal-hal yang tidak perlu. Menurutnya, setiap hari di media-media sosial (medsos) isinya saling mencela, saling mencemooh, saling mengejek, hoax, kabar bohong, fitnah beredar hampir setiap hari.

Kritik jokowi tersebut disampaikan saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Ke-1 Persatuan Umat Budha Indonesia (Permabudhi) Tahun 2018, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/9/2018) siang tadi. Informasi tersebut dimuat melalui Sekretariat Kabinet Negara Republik Indonesia.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Mensesneg Pratikno, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto, dan Ketua Umum Permabudhi Arif Harsono.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengatakan:

“Apa energi kita mau kita habiskan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti itu?”
Karena dianggap terlalu sering menghabiskan waktu untuk mengurusi media sosial, menjadi lupa semuanya bahwa ada persoalan besar yang harus diselesaikan, baik berupa kemiskinan, kesenjangan yang menjadi pekerjaan besar semuanya.

Presiden juga menekankan, bahwa perubahan dunia sekarang ini begitu cepat. Jokowi menunjuk ada artificial intellegence, ada 3d printing, ada internet of thing, ada virtual reality, ada bitcoin, cryptocurency. “Sering kita lupa. Terbawa oleh harus saling mencela, saling menjelekkan, saling mencemooh,” ucap Presiden Jokowi. Presiden asal solo tersebut menilai bahwa hal seperti itu itu bukan etika, sopan santun, dan nilai-nilai Indonesia yang dimiliki.

Perubahan Dunia Sangat Cepat

Jokowi mengingatkan agar perlu hati-hati karena perubahan-perubahan dunia sekarang yang begitu pesat. Ia menyebutkan, membangun rumah hanya 24 jam sekarang ini bisa dengan 3D printing. “Sudah ada. Bukan akan, sudah ada,” tegasnya.
Karena perkembangan dunia yang cepat tersebut, Presiden mengingatkan agar kita jangan terjebak pada hal-hal yang berkaitan dengan media sosial. Hal tersebut dianggapnya hanya membuang waktu dan energi, kehilangan pikiran, dan konsentrasi. Menurutnya, kita harus fokus untuk menghadapi tantangan perubahan dunia yang begitu sangat cepatnya.
“Hati-hati mengenai ini. Saya selalu mengingatkan kepada kita semuanya, betapa kita sekarang menghadapi sebuah perubahan yang sangat cepat,” pungkasnya.

Tuesday, September 11, 2018

Hasil Survei YouGove Omnibus Tentang Kripto Di Amerika Serikat

Bitcoin menjadi kripto paling populer di Amerika Serikat. Hal itu diungkap melalui hasil survei yang telah dilakukan oleh YouGove Omnibus pada 6 September lalu. Hasil survei itu menyebut 79 persen warga amerika sudah cukup familiar dengan salah satu jenis kripto, Bitcoin paling populer.

48 Persen Warga Amerika Tertarik Gunakan Kripto Jadi mata Uang Utama

Hasil survei YouGove Omnibus, menyebut bahwa 48 persen warga Amerika tertarik untuk gunakan kripto sebagai mata uang utama. Bitcoin adalah salah satu jenis kripto yang paling populer di Amerika Serikat.
Dalam hasil survei YouGove Omnibus itu, 79 persen warga amerika cukup familiar dengan salah satu jenis kripto. Kurang lebih ada 71 persen warga yang telah mendengar tentang bitcoin. Sedangkan Ethereum sebesar 13 persen. Sedangkan untuk warga yang belum mendengar tentang kripto, 27 persen dari kaum perempuan, dan 16 persen dari pria.
Hasil survei YouGove Omnibus juga menyebut 49 persen atau kurang lebih setengah bagian menjawab cukup senang karena tidak membeli bitcoin sebelumnya, dan tidak berencana di untuk membeli. Hanya 15 persen saja yang berharap telah membeli bitcoin sebelumnya, dan merasa seakan terlambat untuk membeli saat ini.
Sementara itu ada 36 persen warga Amerika yang menilai cryptocurrrency akan diterima secara luas sebagai alat transaksi secara sah dalam 10 tahun mendatang. 44 persen warga milenial Amerika dari semua umur mengatakan cryptocurrency akan diterima secara luas.

Saturday, September 8, 2018

Walmart Jual Permen Coklat Bitcoin Seharga 1 USD


Walmart menjual permen coklat bitcoin dengan harga 1 dolar. Sejauh ini Walmart sendiri memang telah menaruh minat cukup tinggi dengan Bitcoin dan teknologi yang diusungnya. Bahkan Walmart juga punya ambisi dengan teknologi dibalik Bitcoin. Walmart juga telah beberapa kali mengajukan paten untuk aplikasi berbasis blockchain untuk supply chain.
Bermula dari seorang redditer dengan username TheKayleMain memposting sebuah foto permen coklat bitcoin yang dipajang dan dijual di sebuah supermarket besar di AS, Walmart. Permen coklat tersebut dibandrol dengan harga USD 1 per box.
Permen coklat yang dijual itu dikemas dengan gambar logo Bitcoin bertuliskan “Bitcoin milk chocolate coins”. Jika selama ini Bitcoin tidak berwujud, maka dengan gambaran tersebut menjadi persepsi lain lagi, berwujud sebuah permen coklat yang dibungkus dengan kemasanaluminium foil berwarna keemasan.
Karena permen tersebut memang dikemas dengan menggunakan nama dan logo Bitcoin, namun tentu saja permen coklat bitcoin itu bukanlah bitcoin yang sebenarnya. Harga permen itu juga tidaklah fluktuatif seperti halnya harga kripto pada umumnya.

Walmart sendiri adalah sebuah supermarket besar yang berkantor pusat di Arkansas, salah satu negara bagian AS yang berbatasan dengan sungai Mississippi. Mungkin karena didasari dengan kegemarannya akan bitcoin dan teknologi yang diusungnya, maka terobosan untuk memproduksi permen coklat bitcoin itu dibuat.
Walmart Juga diketahui banyak berkecimpung dalam eksplorasi pemanfaatan teknologi blockchain. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pengajuan paten yang diajukan oleh Walmart. Sebagian besar dari pengajuan paten tersebut terkait dengan robotic untuk pengiriman produk secara otomatis. Baik yang berupa robot drone untuk pengiriman produk, maupun robot untuk keperluan rumah tangga.
Teknologi blockchain dimanfaatkan untuk meningkatkan sisi keamanan, sehingga satu perangkat dengan yang lain dapat saling memberikan otentikasi. Tidak hanya itu, sebagian pengajuan paten Walmart juga untuk seputar supply chain (rantai pasokan) produk. Mulai dari sistem penjadwalan hingga pengiriman ke tangan konsumen.
Bahkan, teknologi yang diusung Walmart tersebut diberi fitur lain yang dapat mengatur suhu tertentu agar saat produk tersebut dikirim tidak mudah rusak. Fitur yang diberi nama “Smart Packages” tersebut juga diajukan paten sendiri oleh Walmart.

Tuesday, September 4, 2018

Jepang Ujicoba Sistem Pemungutan Suara Berbasis Blockchain

Sejak bulan September di tahun 1963, Tsukuba, salah satu kota di Perfektur Ibaraki Jepang dipilih oleh pemerintah menjadi sebuah pusat kota ilmu pengetahuan. Baru-baru ini, pemerintah kota disana juga telah melakukan uji coba penerapan sistem pemungutan suara berbasis blockchain.

Sistem Pemungutan Suara. Pemerintah kota Tsukuba, berhasil melakukan uji coba sistem pemungutan suara berbasis blockchain. Uji coba tersebut dilakukan pada tanggal 28 Agustus lalu. Pada sistem pemungutan suara tersebut, dilakukan dengan menggunakan verifikasi kartu identitas pada tipologi jaringan terdesentralisasi. Pada uji coba saat itu, ada 119 suara yang telah berhasil dikumpulkan.
Salah satu kota di Perfektur Ibaraki Jepang memang telah menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian ilmiah. Dengan sistem voting berbasis blockchain tersebut, dapat digunakan untuk mencegah pemalsuan data pemungutan suara.
Tatsuo Igarashi, Walikota Tsukuba memberikan komentarnya di Japantimes. Tatsuo Igarasi mengatakan, “Saya berfikir bahwa sistem tersebut akan melibatkan prosedur yang cukup rumit, namun ternyata cukup simpel dan mudah,” terangnya.
Dengan pengembangan sistem pemungutan suara berbasis blockchain itu, membuat kota Tsukuba menjadi kota pertama yang menerapkan sistem itu di Jepang. Pengembangan teknologi mutakhir untuk proses voting tersebut diproyeksikan untuk mengambil keputusan atas program-program pengembangan sosial.

Meski pada uji coba sistem telah berhasil dilakukan, namun pihak pemerintah kota Tsukuba juga merasa ada permasalahan yang dianggap penting. Kekhawatiran atas permasalahan tersebut terutama untuk meminimalisir pengguna voting yang lupa password mereka
Menindaklanjuti hal itu, Kazunori Kawamura, Profesor di Universitas Tohoku menilai perlu ada perkenalan terhadap sistem secara lebih terpada. Pengenalan dan edukasi penggunaan sistem itu dianggap penting untuk bisa meminimalisir lupa password para voters.
E-Voting Berbasis Blockchain Sudah Banyak Diimplementasikan
Sistem pemungutan suara berbasis blockchain telah banyak dilakukan sebelum-sebelumnya. Seperti halnya di Rusia, Australisa, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya. Di Virgina Barat AS misalnya, telah menggunakan voting berbasis blockchain untuk pemungutan suara jarak jauh para anggota militer yang berada saat bertugas di luar negeri.
Sebuah startup asal Perth Australia, Veri-vote, juga telah mengadopsi teknologi blockchain dalam sistem e-voting. Startup tersebut mengembangkan e-voting berbasis blockchain untuk mempermudah dan meningkatkan efektifitas proses pemungutan suara.
Sementara di pemerintah kota Moskow, meluncurkan sebuah layanan e-voting bernama Digital Home. Layanan e-voting tersebut dapat digunakan untuk para penghuni rusun dalam meningkatkan banyak aspek dalam jual beli ataupun sewa properti.
Sementara di Indonesia, pada bulan Agustus tahun 2017 lalu, ada sebuah tesis yang mengimplementasikan sistem pencatatan e-voting berbasis blockchain. Tesis tersebut disusun oleh Rifa Hanifatunnisa dari Magister Teknik Elektro ITB. Teknologi blockchain dalam e-voting itu diterjemahkan dengan delegates node yang peran itu bisa digunakan untuk tiap-tiap TPS yang ada.

Monday, September 3, 2018

ICBC Mulai Adopsi Teknologi Blockchain Untuk Smart Banking NEWS

Yi Huiman, Chairman ICBC menyatakan bahwa pihaknya ikut fokus pada pengembanggan inovasi teknologi blockhain, cloud computing, big data, AI, dan Internet of Things.


ICBC (Industrial and Commercial Bank of China), menyatakan keinginannya untuk mulai adopsi teknologi blockchain untuk smart banking. Pernyataan tersebut dilontarkan Chairman ICBC, Yi Huiman, yang menjabat menggantikan Jiang Jianqing di tahun 2016.
Memberikan komentar di BiaNews (01/09/18), Yi Huiman menerangkan bahwa institusi finansial tersebut akan lebih fokus pada inovasi dan pengembangan big data, AI (Artificial Intelligence), blockchain, dan IoT (Internet of Things).
Upaya tersebut dilakukan untuk membangun infrastruktur “intelligent banking” dan juga percepatan akselerasi pengembangan bidang teknologi keuangan. Sejak berdiri di tahun 1984, ICBC saat ini telah mempunyai 530 juta pelanggan di seluruh dunia.
Inovasi pengembangan teknologi itu nantinya akan digunakan dalam smart banking. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan layanan ekosistem keuangan. Sekaligus, meningkatkan juga tingkat keamanan data keuangan ketika data tersebut dibagikan juga pada pihak ketiga.