Friday, December 28, 2018

WhatsApp Akan Hadirkan Fitur Pembayaran Digital Crypto

WhatsApp Akan Hadirkan Fitur Pembayaran Digital Crypto

Logo WhatsApp pada layar ponsel. (thenextweb.com)



TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi pesan WhatsApp dikabarkan akan menghadirkan fitur pembayaran baru yang berkaitan dengan cryptocurrency. Jika benar dilakukan, menurut laman cryptonewsreview.com, Rabu, 26 Desember 2018, WhatsApp diklaim menjadi aplikasi pesan pertama dengan fitur tersebut.
Sebelumnya, Facebook sebagai induk perusahaan WhatsApp telah mengembangkan secara tertutup mengenai cryptocurrency. Sekarang terungkap bahwa, WhatsApp akan mengenalkan sistem pembayaran digital baru, yang akan pertama difokuskan di India.
Tujuan dari mata uang crypto adalah untuk memproses transaksi, yang pada dasarnya melegitimasi transaksi yang terjadi di tingkat tertentu pada layanan. Juga, untuk menggelindingkan pekerjaan ke pasar lain yang sedang berkembang. Bagi India menjadi tempat uji coba untuk pekerjaan tersebut.
Laporan ini menyusul spekulasi berbulan-bulan setelah Facebook menggunakan staf blockchain awal tahun ini. Perusahaan ini sekarang diyakini memiliki tim pengembangan blockchain yang sedikitnya 50 orang.
Facebook belum membuat pengumuman resmi tentang apa yang akan dilakukan, tapi  semakin mendekati rilis untuk layanan itu pada 2019.
Simak kabar terbaru tentang pembaruan WhatsApp hanya di kanal Tekno Tempo.co

Monday, December 24, 2018

Meningkatnya Mining Difficulty Akan Membawa Bitcoin MEROKET pada Tahun 2020


Meningkatnya Mining Difficulty Akan Membawa Bitcoin MEROKET Tahun 2020




‘Prediksi yang tidak lazim’ mengenai peningkatan mining difficulty yang akan membawa harga bitcoin dikisaran harga MEROKET pada tahun 2020 nanti – adakah hubungan yang saling mempengaruhi di antara keduanya.


Hubungan antara Harga dan Difficulty
Salah satu pengguna Twitter dengan username @100trillionUSD kembali membuat prediksi dengan grafik menarik – kali ini ia mengkorelasikan hubungan antara harga dengan mining difficulty bitcoin yang akan terjadi di waktu mendatang.

Grafik diatas memvisualisasikan hubungan antara reward mining bitcoin yang berkurang sebanyak 50 persen dan dampaknya pada harga dari waktu ke waktu. Kali ini fokusnya adalah pada mining difficulty dan harga, karena banyak analis menganggap ada sebuah keterkaitan erat dengan jaringan hash rate.
“Harga Bitcoin mengikuti pergerakan hashrate,” kata Max Keizer awal tahun ini.

Mining tidak diragukan lagi menguntungkan ketika hash ratenya meningkat. Namun, tingkat hash yang tinggi juga menyebabkan mining difficulty Bitcoin meningkat. Ini membuat proses penambangan yang lebih intensif karena akan ada lebih banyak hash power yang diperlukan untuk mencapai hasil yang sama seperti pada tingkat difficulty yang rendah.
Jika hash rate terlalu tinggi dibandingkan dengan harga (seperti yang kita lihat pada tahun ini), penambang yang tidak mendapatkan keuntungan kemungkinan besar akan mematikan operasinya. Mereka akan menjual peralatan mereka atau hanya mematikan rig mereka sampai harga pulih kembali atau difficulty nya mulai turun kembali.

SIMAK PENJELASAN DI:


Thursday, December 20, 2018

Menteri Perdagangan Rilis Dasar Regulasi Perdagangan Kripto Berjangka

Kementrian Perdagangan RI merilis aturan dasar yang selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan hukum untuk Bappebti dalam memasukkan aset kripto agar bisa diperdagangkan di bursa berjangka. Dalam rilis aturan itu disebutkan bahwa aset kripto merupakan komoditi.
Menteri Perdagangan Rilis Dasar Regulasi Perdagangan Kripto Berjangka
Menteri Perdagangan Republik Indonesia merilis dasar regulasi perdagangan berjangka aset kripto (cryptocurrency). Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2018 tersebut diterbitkan melalui halaman situs Direktorat Jenderal Peraturan dan Perundang-undangan Kemenkumhambaru-baru ini.
Pasal 1 pada peraturan itu menyebutkan bahwa Aset kripto ditetapkan sebagai komoditi yang dapat dijadikan sebagai subyek kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa berjangka. Sementara pada Pasal 2, menyebut Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai pihak pengawas langsung atas instrumen tersebut.
Landasan pertimbangan pada Peraturan Menteri Perdagangan RI itu adalah karena aset kripto telah berkembang luas di masyarakat. Pihak kementrian perdagangan memandang bahwa aset kripto juga merupakan komoditas yang layak dijadikan sebagai subyek Kontrak Berjangka.
Dasar pijakan penetapan kebijakan tersebut adalah sesuai dengan ketentuan pasal 2 UU nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Komoditi. UU itu kemudian diubah dengan UU no 10 Tahun 1011 tentang Perubahan UU No 32 Tahun 1997 terkait dengan Perdangan Berjangka Komoditi.
Sedangkan pada UU No 32 Tahun 1997 tersebut, perdagangan perdagangan berjangka komoditi sudah dipandang perlu untuk mengatur ketentuan mengenai penyelenggaraan perdagangan berjangka aset kripto.
Perlunya menetapkan kebijakan umum atas penyelenggaraan kontrak aset kripto berjangka agar diperdagangkan di bursa berjangka untuk melindungi masyarakat. Sekaligus memberikan kepastian hukum bagi pelaku usaha di bidang perdagangan berjangka.
Beberapa hal terkait dengan pelaksanaan pajak, dan hal lain memang masih belum secara spesifik dibahas dalam peraturan itu, namun dari rilis peraturan itu dapat berfungsi sebagai landasan utama Bappebti selanjutnya.
Sementara pihak Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), memang sudah berupaya untuk merumuskan regulasi tentang aset kripto sejak Agustus. Perumusan itu juga dilakukan dengan melibatkan beberapa perusahaan ketiga yang bergerak sebagai penyedia layanan perdagangan kripto.
Penyelesaian regulasi terkait perdagangan aset kripto berjangka itu memang sudah diproyeksikan rampung akhir tahun 2018 ini. Kepala Bappebti, Indrasari Wisnu Wardhana sempat memberikan komentar di bulan November lalu, bahwa sejauh ini yang telah diperdagangkan adalah mata uang kripto Bitcoin dan Ethereum. 

Monday, December 17, 2018

Satelit Bitcoin Blockstream Jangkau Asia Pasifik, Termasuk Indonesia

Satelit Bitcoin Blockstream akhirnya sudah jangkau wilayah Asia Pasifik. Aktivasi Telstar 18V untuk wilayah Asia Pasifik tersebut merupakan rencana tahap kedua untuk menjangkau seluruh wilayah di dunia secara global. Pengguna dapat mengirim transaksi dengan koneksi langsung pada satelit tersebut, tanpa harus terkoneksi internet, menggunakan Lightning Network.
Satelit Bitcoin Blockstream
Satelit Bitcoin Blockstream saat ini sudah menjangkau wilayah Asia Pasifik, termasuk juga untuk Indonesia. Dengan jangkauan tersebut, pengguna Bitcoin di Indonesia juga bisa mengirim transaksi bitcoin menggunakan Lightning Network.
Aktivasi jangkauan satelit Bitcoin Blockstream melalui Telstar 18V pada fase kedua untuk wilayah Asia ini memang berjalan sedikit lamban dari jangka waktu target awalnya. Namun dengan aktivasi tersebut, artinya satelit Bitcoin besutan Blockstream tersebut kini sudah menjangkau seluruh wilayah di dunia.
Satelit Blockstream ini pertama kali diluncurkan pada bulan Agustus 2017. Sejak awal, proyeksi satelit tersebut memang ditujukan agar pengguna Bitcoin bisa jauh lebih mudah mengakses jaringan bitcoin, meskipun tidak memiliki koneksi internet.
Sebelumnya, jangkauan satelite Bitcoin Blockstream ini hanya menjangkau wilayah Amerika Utara dan Selatan, Afrika, dan juga Eropa saja. Sedangkan sekarang, artinya pengguna bitcoin di seluruh dunia memiliki kesempatan untuk bisa bertransaksi bitcoin secara gratis, tanpa harus terkoneksi internet.
Memberikan komentar di Bitcoin Magazine, Chris Cook selaku kepala proyek Satelit Blockstream mengatakan:
“Empat satelit sudah aktif saat ini, dengan cakupan wilayah di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Afrika, dan sekarang Asia Pasifik. Lebih banyak lagi yang akan ditambahkan dimasa depan untuk menyempurnakan secara global”, tandasnya.
Pengguna bitcoin dapat mengakses node di jaringan Bitcoin melalui satelit tersebut, dan menyiarkan transaksi yang memanfaatkan teknologi “Lightning Network”. Nilai biaya transaksi menggunakan Lightning Network ini juga jauh lebih murah, dengan hitungan per kilobyte.
Akses pengguna di daerah terpencil, jauh dari jangkauan internet atau terbatas koneksi, dapat langsung terhubung dengan satelit ini. Menurut Chris Cook, tujuan utama satelit Blockstream itu memang agar menguntungkan bagi komunitas bitcoin secara global.
Pihak Blockstream sendiri memang sudah melengkapi fitur pengolah pesan untuk bertransaksi menggunakan Lightning Network. Node yang terhubung pada satelit itu, disebut menjadi lebih aman karena proses singkronisasi pun hanya bersifat menerima saja, sehingga jauh dari celah potensi peretasan.
Selain itu, Blockstream sendiri juga bakal memperbarui layanan API yang siap diluncurkan dan beroperasi pada awal tahun 2019 mendatang. Bahkan sebelumnya, Blockstream juga merilis Liquid Network. Sekian banyak pembaruan, inovasi baik dari Blockstream ataupun yang lain, adopsi dan optimisme makin terlihat, dampaknya dimasa depan adalah untuk adopsi massal komunitas bitcoin yang lebih luas.

Kepala Staf Gedung Putih Baru, Angin Segar Bitcoin

Mike Mulvaney terpilih menjadi Kepala Staf Gedung Putih yang baru. Mike selama ini dikenal sebagai seorang anggota kongres yang konservatif dan keras. Mike dipilih setelah dua kandidat lain mengundurkan dari dari pencalonan satu pekan terakhir. Terpilihnya Mike dianggap sebagai angin segar baru untuk Bitcoin, lantaran sejak 2014 lalu ia memang sudah tertarik dengan Bitcoin.
Kepala Staf Gedung Putih Baru
Mike Mulvaney ditunjuk sebagai Kepala Staf Gedung Putih Baru oleh presiden Amerika Serikat, Donald Trump, jumat lalu (15/12/18). Terpilihnya Mike Mulvaney ini dianggap bakal membawa angin segar untuk Bitcoin.
Disebut bakal menjadi angin segar untuk Bitcoin, lantaran Mike Mulvaney sendiri telah banyak mendukung Bitcoin sebelumnya. Pada bulan Juli tahun 2016, Mike Mulvaney pernah memberikan pidato di kelompok John Birch Society. Kelompok ini merupakan sebuah kelompok ekstrim sayap kanan yang terkenal dengan pemahaman teori konspirasi selama lebih dari setengah abad.
Pada kesempatan tersebut, ia menilai bahwa Federal Reserve tidak konsitusional dan seharusnya dihapuskan. “Satu-satunya uang konstitusional adalah koin emas dan perak”, sebutnya, seperti yang dimuat di MotherJones (19/12/16).
Pidatonya tersebut membuat Mike banyak mendulang kritik terutama dari Partai Demokrat dari South Carolina. Namun, Mike tetap berdiri dengan pendapatnya itu. Ia menyatakan bahwa keputusan dalam pidatonya adalah benar dan tepat. Mike mengatakan bahwa dia juga sudah berbicara tentang hal yang sama di kelompok-kelompok politik lain.
Mike justru memberikan pujian kepada Bitcoin sebagai mata uang yang tidak dimanipulasi oleh pemerintah manapun.
Bahkan di tahun 2014, Mulvaney sudah banyak tertarik dengan Bitcoin. Di sekitar bulan April 2014, Mike Mulvaney pernah membuat hearing komite bisnis yang membahas tentang Bitcoin. Menurutnya, rapat hearing tersebut bukan aji mumpung karena Bitcoin mulai populer, namun cukup menarik karena pada akhirnya Bitcoin dapat mempengaruhi dolar dan kebijakan moneternya.
Di pertengahan tahun ini, tepatnya di bulan September, Mike juga telah meluncurkan Congressional Blockchain Caucus. Kelompok yang didirikannya ini merupakan sebuah aliansi yang terdiri dari para anggota parlemen untuk mempromosikan dunia kripto di tingkat pemerintahan federal.