Saturday, March 31, 2018

JACK DORSEY OPTIMIS AKAN MASA DEPAN BITCOIN

Jack Dorsey selaku CEO Twitter mengatakan sangat optimistis akan masa depan Bitcoin. Mata uang digital (cryptocurrency) paling populer ini digadang-gadang dapat menjadi mata uang utama dunia.


Dunia pada akhirnya akan memiliki mata uang tunggal, internet akan memiliki mata uang tunggal. Saya pribadi percaya itu akan jadi Bitcoin, ujarnya pada media The Times seperti dikutip dari Coindesk, Rabu (21/3/2018).
Dorsey menambahkan mengenai peraturan yang ketat dan isu yang ada membuat Bitcoin berkembang lambat dan mahal saat ini. Namun, disisi lain Jack Dorsey mengatakan bahwa hal ini akan terselesaikan dengan sendirinya jika semakin banyak masyarakat memiliki Bitcoin.
Ada teknologi baru yang membentuknya yakni blockchain yang membuatnya lebih mudah didekati, jelasnya.


Jack Dorsey memang termasuk salah satu investor Bitcoin yang terkemuka. Nama Dorsey telah menjadi perbincangan dalam ranah cryptocurrency dalam beberapa bulan terakhir, dengan perusahaan eksekutif Square memungkinkannya untuk membeli dan menjual Bitcoin di aplikasinya, dan investasi baru-baru ini di perusahaan Lightning Labs.
Pekan lalu, Coindesk melaporkan Jack Dorsey telah bergabung dengan beberapa investor lain untuk mendanai Lightning Lab. Dana yang terkumpul mencapai US$ 2,5 juta atau setara Rp 33,75 miliar.
Startup ini baru saja meluncurkan Lightning Network sebuah protokol yang dibangun menggunakan blockchain untuk mempercepat proses transaksi serta menekan biaya transaksi.
Investasi ini menyusul uji coba terbatas penggunaan Cash App untuk membeli dan menjual BItcoin pada November 2017. Cash App merupakan aplikasi pembayaran milik Square. Setelah tes berakhir, Square kini menawarkan layanan Bitcoin di negara bagian Wyoming, AS.

sumber: https://www.duniafintech.com/jack-dorsey-optimis-dengan-bitcoin/

Titik Temu BITCOIN dengan Dunia Seni



Tentu saja dunia Bitcoin tidak hanya persoalan kemajuan teknologi, Bitcoin dan dunia seni bisa tumbuh dan selaras dalam ruang waktu perjalanannya selama ini. Dunia seni adalah bicara juga sebagai bagian dari peradaban manusia. Dan kata kunci yang tidak bisa dipungkiri atas hal tersebut adalah, bahwa peradaban manusia juga tidak mungkin bisa terlepas dari teknologi dan perkembangannya.

Seni, bisa disebut sebagai hasil segala sesuatu yang dibuat oleh manusia, bukan dari hasil kegiatan alami (Hospera, 1967). Hal itu kemudian membuat dua kategori besar dalam dunia seni antara seni dalam arti luas dan sempit. Dan salah satu obyek seni untuk kategori seni dalam arti yang sempit ini adalah “Fine art”.
Sedangkan seni dalam arti luas, obyek seni itu memainkan peran sesungguhnya sebagai pengalaman manusianya. Menjadi pembeda antara dua kategori itu, bahwa ketika seni mulai dilihat dari sisi guna dan manfaatnya, maka itu bukanlah lagi menjadi sebuah konsep fine art(John Dewey, 1981). Terlepas dari perbedaan dua kategori itu, seni tetaplah mengandung nilai sebagai hasil ciptaan manusia. Hingga Susanne Longer (1964) kemudian memandang seni sebagai cognitive value (punya nilai pengetahuan).
Atas hal tersebut, manusia kemudian menyadari realitas-realitas subyektif mereka sebagai bentuk dari pengalaman-pengalaman induvidual dan perasaannya. Hal itu timbul dalam penghayatan seni yang menjadikannya sebagai sebuah nilai dari karya seni. Perkembangan budaya manusia akan terus berkembang dengan cepat. Satu hal yang pasti, bahwa perkembangan budaya itu cukup besar dipengaruhi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi.
Dunia seni pun mengalami lompatan besar, dan kemudian muncul dengan seni postmodern (Lyotard, 1984). Dimulai ketika transformasi informasi sebagai media komunikasi pun mulai berkembang dengan begitu cepat ketika mesin cetak pertama kali ditemukan di Eropa. Berlanjut kemudian ketika media elektronik juga merevolusi dunia informasi dan cara orang berkomunikasi, dengan berbagai perkembangan teknologi yang ada.
Salah satu contohnya, kita pun telah melihat bagaima perkembangan teknologi ini telah besar mempengaruhi dunia seni fotografi. Karena perkembangan teknologi pula, Gallery One di Cleveland Museum of Art membuat sebuah proyek dengan sebuah layar berukuran besar. Ukuran layar itu lebarnya hingga 40 kaki berisi kurang lebih 3000 gambar lukisan para pelukis besar seperti Pablo Picasso, Auguste Rodin, Viktor Schreckengost, Chuck Close, maupun Giovanni Panini.
Karena perkembangan teknologi itu pula, penikmat seni yang berkunjung di museum tersebut jadi jadi lebih laluasa menikmati karya lukis tersebut, cukup dengan menyentuh layar itu dan ukuran gambarnya pun akan membesar, memberi detail informasi tentang lokasi benda di foto tersebut.
Pada dunia perkembangan teknologi digital, Bitcoin kemudian masuk sebagai manifestasi perkembangan teknologi itu, dan mempengaruhi banyak hal. Bitcoin masuk menjadi sebuah dimensi ruang yang baru, dan akhirnya juga mampu juga sebagai sebuah obyek untuk seni.
kialara
Kialara, salah satu karya seni berbentuk Bitcoin Fisik, lengkap dengan Public dan Private key bitcoin yang dibuat khusus untuk pemiliknya. Kialara ini menggabungkan hasil karya lukis yang melibatkan beberapa pelukis pada desain covernya.
Bermula dari orang-orang di komunitasnya yang membuat berbagai macam karya dalam bentuk merchandise, seperti desain untuk kaos-kaos pria dan wanita maupun anak, mug, stiker, wallpaper, lukisan, art street, lagurancang fashionbitcoin fisik berlapis emas atau perak untuk cinderamata, serta berbagai karya kesusastraan yang umumnya lebih banyak masih didominasi dengan tulisan-tulisan ilmiah di berbagai jurnal, dan lain-lain.
Sebagian besar karya-karya seni bertemakan bitcoin ini menyuarakan bahwa bitcoin adalah sebagai salah satu media perlawanan, kebebasan baru atas kesempatan ekonomi yang selama ini telah terenggut hanya dikalangan elit saja atas mata uang.

Mata Uang Dan Kritik Bitcoin Atas Uang Sebagai Latar Belakangnya

Bitcoin muncul sebagai kritik terhadap mata uang Fiat (mata uang kertas), terutama ketika krisis keuangan yang terjadi ditahun 2008. Dengan karakternya yang terdistribusi tanpa ada server terpusat, bitcoin mampu mencapai konsensus bersama menggunakan cabang ilmu kriptografi untuk membangun infrastruktur sistemnya.
Satoshi Nakamoto, nama pseudonim dibalik penggagas bitcoin ini sengaja menyisipkan sebuah pesan dalam block genesisblock pertama bitcoin saat pertama kali bitcoin di rilis. Pada Genesis Block ini, memang ada arbitrary data yang bisa diisi dengan pesan sembarang sebagai isinya. Pada block tersebut, Satoshi mencantumkan pesan, “The Times 03/Jan/2009 Chancellor on brink of second bailout for banks”.
block genesis
Pesan yang dimaksud Satoshi Nakamoto dalam Block Genesis Bitcoin, adalah headline New York Times.
Tentu saja pesan tersebut bisa juga diartikan sebagai sebuah latar belakang, terutama memang mengingat bagaimana sistem kapital mata uang telah banyak menimbulkan kesengsaraan di muka bumi karena berbasis dengan Debt Monetary System. Bitcoin berhasil memecah kebuntuan tersebut, menjadi jalan terang kebebasan ekonomi untuk para penggunanya. Ibaratnya, masyarakat kini telah mempunyai pilihan ekonominya sendiri.


Bitcoin, telah mengubah cara pandang bagaimana orang dapat membantah teoritis tentang mata uang. Ternyata, mata uang bisa diciptakan tanpa oligarki, manipulasi, dan monopoli. Mata uang bisa dibuat dengan lebih transparan, melibatkan seluruh manusia, lebih demokratis, dan, bisa diproduksi oleh semua orang. Semua orang punya kedudukan yang sama dalam produksi mata uang di Bitcoin.
bitcoin-cryptograffiti
Salah satu karya di cryptograffiti, menggunakan potongan-potongan kartu kredit, molding, acrylic, raspberry pi, dan kayu sebagai media untuk display. (Sumber: Cryptograffiti.com)
Lebih spesifik cara pandang bitcoin sebagai mata uang ini, tentu tidak terlepas juga dengan berbagai macam pro dan kontra bagaimana teoritis klasik dan kuno cabang ilmu ekonomi melihat karakteristik mata uang menurut versi yang telah diamini selama ini.

Bitcoin: Mata Uang Alternatif dan Seni

Dalam kaitannya antara mata uang dan seni, memang sudah ada semenjak mata uang logam mulai muncul. Seni itu telah terlibat dengan produksi mata uang logam melalui desain-desainnya. Mulai dari relief kura-kura, relief bangunan, wajah tokoh, atau yang lainnya.
relief mata uang logam
Relief kura-kura dalam mata uang logam, 600 SM yang dianggap juga sebagai sebuah karya seni.
Bitcoin memasukkan kritik-kritik atas mata uang tersebut juga melalui karya seni, setidaknya, melalui gambar-gambar yang telah umum dikenal selama ini. Sebagai obyek seni, para pekerja seni yang mengambil tema Bitcoin ini kemudian menawarkan bumbu-bumbu perlawanan atas mata uang tersebut.
USD versi bitcoin
The United Nodes of Bitcoin, (Sumber: Cryptograffiti)
Sebagai salah satu media pentransfer nilai, bitcoin memang mau tidak mau bisa dianggap juga sebagai sebuah mata uang alternatif. Bisa digunakan untuk semua jenis transaksi, bahkan untuk transaksi yang berkaitan dengan karya seni sekalipun.
Karya-karya seni yang mengambil tema bitcoin dan dunia cryptocurrency secara umum mengambil berbagai macam cara untuk menarik hubungan sosial kemasyarakatan. Wajar saja, penggunanya yang beragam sebagaian besar juga banyak yang berasal dari libertarian.
Gambar Corporate fightclub
Lukisan acrylic di kanvas karya Eric Drass berjudul “Corporate Fight Club: Dead Cat Bounce”. (Sumber: Furtherfield.org)
Dalam dunia seni yang banyak mengambil tema bitcoin dan cryptocurrency lainnya, telah mempunyai segmentasi sendiri, terutama bagi para pengguna bitcoin dan cryptocurrency secara umum. Salah satu tulisan oleh Scott Reyburn 13 Januari lalu di New York Timesmisalnya, membahas tentang potensi mata uang kripto dalam segmen pasar Seni.
Kenyataanya, bitcoin telah banyak menarik sekian banyak seniman, artis, pencipta lagu, dan lainnya untuk mengapresiasikan ke dalam bentuk karya-karyanya. Seniman-seniman tersebut kemudian menjual karya-karyanya secara online. Seperti halnya CryptograffitiKialaraBtcartgalleryDistributed Gallery, distro kaos online bergambar cryptocurrency, dan masih banyak lainnya di seluruh penjuru dunia.
Tidak sedikit pula, yang telah membuat sebuah event pameran khusus dengan tema-tema kripto. Misalnya saja pada satu event pameran seni yang digelar oleh Mr. Prince dari Distributed Gallery, yang menggagas event Rare Digital Art Festival di New York.
View image on TwitterView image on Twitter
WikiLeaks is gifting two to President Trump and Secretary Clinton. Under 5 U.S.C. § 7432 Trump’s Tender Tabby will become federal property to be enjoyed by future presidents via custodians at the US National Archives. https://wikileaks.shop/pages/cryptokitties 

Bahkan, jika dunia gamers di platform android telah banyak diguncang dengan AnggryBird, PokemonGo, maka begitu juga dunia kripto ikut serta mengguncang dengan CryptoKitties. Wikileaks bahkan sempat memposting anekdot dengan menggunakan CryptoKitties tersebut untuk mengkritik Trump.

sumber: https://edukasibitcoin.com/titik-temu-antara-bitcoin-dan-dunia-seni/

Thursday, March 29, 2018

Presiden Jokowi Menyebut Bitcoin Sebagai Alat Teknologi Masa Depan

Jokowi menyebut bahwa kemajuan infrastruktur dan teknologi (termasuk teknologi online) adalah sesuatu yang sepatutnya tetap kita ikuti agar tidak ketinggalan dengan negara-negara lain.

Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat, berubah sangat cepat dan kita tidak bisa mengisolasi diri dari perkembangan tersebut,” ungkap mantan walikota Solo itu di hadapan sivitas akademika Universitas Indonesia dalam acara Dies Natalis UI di kampus UI, Depok hari Jumat (2/2).
Beberapa teknologi yang sempat dibahas oleh presiden adalah revolusi industri 4.0 yang harus dihadapi dengan kemampuan komputerisasi dan analisis data yang mumpuni. Hal ini telah berhasil memunculkan terobosan baru yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Beberapa kemajuan yang tampak dalam bidang teknologi misalnya adalah siber fisikal yang telah menghasilkan kendaraan tanpa pengemudi. Teknologi printer 3 dimensi sekarang bahkan bisa dimanfaatkan untuk perumahan dan persenjataan. Presiden berharap kepada seluruh insan pendidikan seperti guru dan para dosen, untuk bekerjasama menciptakan generasi yang siap menghadapi segala kemajuan itu.
Sekarang sudah muncul juga teknologi robot yang lebih maju yang bisa menggantikan peran manusia. AI (artificial intelligence) dan VR (virtual reality) pun semakin banyak dikembangkan. Teknology blockchain dan cryptocurrency sebagai mata uang non sentral juga sekarang sedang menjadi perhatian banyak orang,” ungkap Presiden.
Tanggapan ini secara tidak langsung merupakan bentuk dukungan Presiden Jokowi kepada teknologi baru ini.
Dikala ini kian banyak negara yang menonjolkan ketertarikannya terhadap teknologi blockchain dan mata uang virtual. Sebagian di antaranya malah dengan terbuka memberikan dukungan malah menghasilkan cryptocurrencynasional sendiri. Tak menutup kemungkinan suatu saat Indonesia dapat mengerjakan langkah serupa berhubungan Bitcoin dan mata uang virtual lain.

sumber: http://www.wikimedan.com/read/presiden-jokowi-menyebut-bitcoin-sebagai-alat-teknologi-masa-depan/

Wednesday, March 28, 2018

Kajian Bappebti Tentang Bitcoin Hampir Kelar


Bappebti, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi di indonesia menyatakan bahwa kajian rencana penambahan mata uang kripto bitcoin ke dalam daftar kontrak berjangka di Indonesia hampir selesai. Informasi tersebut dimuat di CNN Indonesia kemarin (28/03/18).


Sebelumnya pada 13 hingga 15 Maret, pihak Bappebti sendiri juga sempat hadir di FIA’s International Futeres Industri di Boca Raton Florida. Selain itu Bappebti juga bertemu dengan CFTC dan CME yang dilakukan pada 19 Maret lalu di Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, CFTC (Commodity Futures Trading Commission) ini adalah pihak regulator yang mengatur tentang regulasi bursa berjangka. Sedangkan Chicago Mercantile Exchange (CME) merupakan salah satu bursa berjangka di AS. Di dalam lingkup kerjanya, CFTC tetap berkoordinasi dengan SEC sebagai regulator utama pasar modal Amerika Serikat.
Dharmayugo Hermansyah, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar di Bappebti itu menerangkan, “Hasil pertemuan di Boca Raton, perkembangan Bitcoin menjadi perhatian dunia dan menjadi tren transaksi finansial yang menarik untuk komoditi,” tuturnya seperti yang tertulis di CNN.

Thursday, March 22, 2018

Perbedaan Ethereum Dan Bitcoin

Perbedaan Ethereum dan Bitcoin. pada dasarnya hampir mirip dengan Bitcoin. Sama-sama sebagai sebuah cryptocurrency terdesentralisasi menggunakan jaringan peer-to-peer. Dan penciptaan koin digital baru juga dilakukan dengan melakukan pertambangan.

Namun, di Ethereum ada beberapa hal mendasar yang membedakannya dari Bitcoin yang lebih banyak kita ketahui sebelumnya. Berikut adalah beberapa perbedaan Ethereum dan Bitcoin:
EthereumBitcoin
Penciptaan BlokRata-rata 1 blok dalam 12 DetikRata-rata 1 blok dalam 10 Menit
EkonomiBlock Reward 5 Ethereum. Jumlah blok reward akan tetap dalam tiap tahunnya. Karena blok bisa diciptakan dalam waktu yang lebih cepat (12 detik) maka akan ada tingkat inflasi yang tinggi di beberapa tahun pertama. Namun akan mengalami deflasi selanjutnya. Reward blok bisa tetap ada di Ether karena masih memiliki 15.6 juta unit yang bisa dikeluarkan dari peningkatan marginal money supply.Block Reward dibagi setengah setiap mencapai 210.00 Blok dalam jangka waktu 4 tahun.
Blok Reward Bitcoin akan habis di tahun 2140.
Fee TransaksiBergantung pada daya komputasi masing-masing klien. Termasuk dengan bandwidth, dan ruang penyimpanan yang dibutuhkan dalam 1 blok. Hal ini disebut GASdalam Ethereum.Tidak dibedakan
CodingMenggunakan Turing complete code. Sehingga bisa ada peluang untuk mengirim script dengan “loop” yang tidak terbatas. Dengan berdasarkan pada daya komputasi dan waktu yang dibutuhkan.Tidak menggunakan Turing Complete Code. Lebih detail tentang Turing Complet:
PendirianDidirikan dari crowdfunding. Penggalangan dana pertama itu dilakukan pada pertengahan tahun 2014. Jumlahnya kurang lebih 60 juta ETH (60.102.216 ETH). Unit Ether dirilis 1000-2000 Ether per BTC.
Nantinya, dari 9,9% hasil akan dialokasikan untuk Ethereum Foundation sebagai konpensasi kontributor awal.
Sejumlah 9,9% lagi digunakan sebagai cadangan jangka panjang. Sehingga jumlah total koin sebelum dirilis ada 72 juta.
Mata uang Ether ini akan dirilis per tahun setelah blok Genesis mencapai 26% di tahap pendanaan awalnya, yg berjumlah 60 juta ETH.
Nantinya, jumlah koin yang dirilis per tahun akan konstan sebanyak 15,6 juta unit Ether.  Dalam lima tahun, diperkirakan pada bulan July 2020, penambang baru akan mencapai 50% dari yang telah ditambang.
Bitcoin dirilis dari pertama, tanpa ada crowdfunding.
Resistensi SentralisasiEthereum bisa menghindari adanya sentralisasi pool mining karena menjalankan Ghost Protocol, dan algoritma consensus Proof of work Ethereum yang bisa resisten terhadap penambangan ASIC. Sehingga para penambang akan bisa lebih kompetitif pada alat pertambangan yang digunakannya. Di dalam Ethereum, algoritma yang digunakan ini disebut dengan Ethash.Mempunyai kendala dan ada potensi terjadi sentralisasi pertambangan jika pool mining berhasil mendominasi pertambangan. Terlebih, saat ini pertambangan Bitcoin telah banyak didominasi oleh pertambangan ASIC. Sehingga keragaman dan kompetitifnya pertambangan Bitcoin menjadi kurang beragam.
PertambanganBisa dilakukan dengan Perangkat CPU dan GPU. Resisten terhadap ASIC.Pertambangan CPU dan GPU masih bisa dilakukan, namun saat ini lebih didominasi oleh pertambangan ASIC.
Orphan BlockOrphan blok di Ethereum disebut dengan Uncle. Jika penambang saat menemukan blok berhasil juga menemukan uncle, maka akan mendapat tambahan reward.Disebut dengan orphan block. Tidak berpengaruh dalam reward blok.

Nah, kini kita kurang lebih bisa mengetahui beberapa perbedaan Ethereum dan Bitcoin.
Semoga bermanfaat

CEO Twitter Jack Dorsey: 10 Tahun Lagi, Bitcoin Berjaya sebagai Mata Uang

CEO Twitter dan Square Jack Dorsey meyakini bitcoin akan berjaya sebagai satu-satunya mata uang kripto di dunia dalam 10 tahun mendatang. Hal itu ia sampaikan kepada thetimes.co.uk, Kamis (21/03/2018). Jelas Dorsey, “Dunia sudah saatnya memiliki mata yang tunggal, termasuk Internet. Secara pribadi saya percaya bitcoin akan menjadi mata uang internet itu, setidaknya 10 tahun dari sekarang atau lebih cepat.”


Pernyataan Dorsey sejatinya tak mengejutkan, sebab di Square yang dipimpinnya, pengguna memungkinkan melakukan jual-beli bitcoin dari aplikasi Square Cash. Yang menarik, pernyataan itu disampaikan ketika Dorsey berada di London, dalam rangka tur promosi Square dan menolak berkomentar lebih lanjut kepada The Times soal larangan iklan tersebut, termasuk beberapa masalah di perusahaannya.
Untuk menegaskan keyakinannya, perusahaan itu pun pernah merilis buku cerita untuk anak-anak tentang cryptocurrency. Dalam wawancara Dorsey dengan Verge sebelumnya beberapa waktu silam, ia pernah menegaskan bahwa bitcoin akan menjadi the next big unlock for the world finance.


sumberL https://edukasibitcoin.com/ceo-twitter-jack-dorsey-10-tahun-lagi-bitcoin-berjaya-sebagai-mata-uang/

Wednesday, March 21, 2018

Lagu Bertema Bitcoin Telah ada Sejak Lama

Bitcoin tentu sudah banyak dimengerti dan dipahami sebagai sebuah mata uang digital berbasis kripto, namun bitcoin juga telah dipahami sebagai media pembebasan. Ekosistem bitcoin pun cukup beragam, dengan karakter pengguna yang berbeda-beda. Mulai dari pengguna aktif dan pasif, trader dan para spekulan, aktivis libertarian, politisi, maupun juga dari kalangan pengusaha yang ikut berkecimpung mengembangkan layanan-layanan pihak ketiga di dunia bitcoin dan kripto secara umum.






Begitu pluralnya ekosistem komunitas yang telah terbentuk di dalamnya, sehingga masing-masing kelompok di komunitasnya juga mempunyai interpretasi yang berbeda dalam memandang bitcoin. Ada yang memandang sebagai sebuah salah satu mata uang, aset atau komoditas, penyimpan aset, ataupun juga salah satu bentuk aturan hukum baru yang berbasis protokol-protokol digital tanpa celah.
Salah satu aspek yang tidak bisa terlepas, adalah nafas-nafas libertarian yang mengalir di dalamnya. Semangat-semangat tersebut juga tercurahkan dalam berbagai macam karya, baik lagu, obyek-obyek seni berbentuk bitcoin fisik, dan lain-lain.
Secara tidak langsung ekosistem dalam komunitas bitcoin juga telah membentuk budayanya sendiri. Bitcoin mulai makin banyak menarik perhatian para penikmat seni, baik dari kalangan artis, penyanyi terkenal ataupun pencipta lagu, akademisi, dan lain sebagainya.
Dalam dunia lagu misalnya, telah banyak juga hasil karya cipta lagu bertema bitcoin yang telah muncul sejak lama. Edukasibitcoin pun mulai banyak mencari sekian banyak karya lagu yang telah muncul tersebut.
  1. Bitcoin Song – Jamie Shelly (2011)
Pertama kali di publikasikan di Youtube pada tanggal 1 Juli 2011 oleh Jamie Shelly.
  1. Love You Like A Bitcoin (2012)
Lagu ini menggubah lagu “I Love You Like A Love Song” dari Selena Gomez di tahun 2011. Lirik lagu lagu itu kemudian digubah ulang oleh Tuxavant ini dengan bertema Bitcoin dan mulai dipublikasikan sejak November 2012.
Hasilnya, cukup menarik untuk disimak. Tidak sedikit pula yang memberikan komentar tentang lagu itu, menilai bahwa gubahan pada lagu itu justru lebih baik dari versi aslinya. Yang cukup menarik lagi, Address donasi pada lagu tersebut pun dikabarkan telah mendapat donasi hingga 10 bitcoin lebih. Banyak orang kemudian berangan andaikan mereka telah mendengar lagu itu sejak bertahun-tahun lalu.
  1. Bitcoin Fever – 2013
Lagu ini pada dasarnya gubah ulang dari OST film James Bond. Pertama kali dipublikasikan di Kathrynandnick.com saat itu, bercerita tentang popularitas bitcoin dan pro kontra yang sudah muncul.
  1. The Bitcoin Song – Tatiana Moroz, 2013
Lagu ini dibuat oleh Tatiana Moroz, dan pertama kali dibawakan dalam sebuah event LaBitConf 2013 di Argentina. Forum konverensi itu adalah event pertama komunitas bitcoin di Amerika Latin yang pernah digelar.
  1. Bitcoin Here – 2013
Dipublikasikan oleh Zhou Tonged, lagu ini berbeda dengan beberapa lagu lain diatas, karena yang ini dengan genre HipHop.
  1. Bitcoin Barbarians – Elaine Diane Taylor (2013)
Diciptakan oleh Elaine Diane Taylor di tahun 2013, lagu tersebut terinspirasi setelah membaca Keiser Report tentang naik daunnya dunia bitcoin dan cryptocurrency saat itu. Lirik-liriknya menggambarkan bitcoin seperti kaum barbarian yang tengah masuk di arena perang dan siap untuk memporak-poranda serta mengambil alih kerajaan Roma.
  1. Cryptocurrency – Bitcoin Song (2014)
Diciptakan dan dipublikasikan pertama kali pada 28 Januari 2014 oleh 13inlet. Salah satu yang paling menarik dalam lagu ini, adalah lirik terakhir di lagu itu. “Money should be free. It should be…”
  1. The Bitcoin Song – Ohio Toast Ska Man (2014)
Lagu bertema bitcoin ini dibikin menjadi salah satu lagu bitcoin bergenre Jazz. Dibuat oleh Ohio Toast Ska Man, dan aransemen lagu karya Aled Thomas. Lagu tersebut kemudian pertama kali dipublikasikan pada 30 Oktober 2014 oleh Drokonomiyaki di Youtube.
Jika anda mendengarnya, lagu tersebut menjadi lagu paling apik yang pernah dibuat dengan bertemakan bitcoin. Alunan musik dan suara yang khas, serta genre Jazz membuat lagu itu cukup enak didengar, terutama jika anda pecinta musik-musik klasik dan old style.
  1. Blockchain Party – ZhouTonged & Tatiana Moroz (2016)
Lagu tersebut sebetulnya berniat untuk mengajak ikut serta bitcoiner dalam sebuah event yang digelar di New York pada tanggal 2 Mei 2016 bertajuk “Making Blockchain Music”. Masih tetap konsisten di jalur genre HipHop, ZhouTonge kemudian membuat ide untuk membuat komunikasi live dengan Tatiana Moroz menjadi sebuah lagu.
  1. Bitcoin Song – TeamCrypto (2017)
Lagu ini dirilis dan dipublikasikan 19 Nopember 2017 lalu oleh TeamCrypto. Aransemen dan suara yang enak, menjadikan lagu ini juga bisa dinikmati.
Lagu bertema bitcoin diatas, mungkin hanyalah sederet lagu saja dari sekian banyak lagu lain yang pernah muncul. Dalam hal ini, tentu kita telah melihat bahwa bitcoin ternyata telah membentuk budayanya sendiri. Bagaimana, anda berkeingingan untuk berkancah dan membuat lagu bitcoin anda sendiri?


sumber: https://edukasibitcoin.com/lagu-bertema-bitcoin-telah-bermunculan-sejak-lama/

Blockchain Sulit Dibobol, Bisa Dipakai untuk Pemilu 2019?




Jakarta - Pemanfaatan teknologi blockchain yang luas, dianggap mampu mengakomodasi berbagai bidang. Sektor birokrasi pun tak luput menjadi salah satu potensi yang dapat dikembangkan.

Blockchain adalah sebuah teknologi yang memungkinkan untuk menyimpan data yang sama di dalam banyak server sekaligus. Hal tersebut membuat datanya menjadi semakin akurat dan tidak bisa dimodifikasi untuk menghindari pencurian dan penyalahgunaan data, dibandingkan jika informasi itu hanya disimpan di dalam server tunggal.

Oscar Darmawan, Chairman Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), mengatakan bahwa ada satu lagi keunggulan dari teknologi blockchain.

"Selain daripada multiple server, setiap datanya itu saling terkait satu sama lain. Setiap server itu juga terhubung dan saling memeriksa data yang berada di dalamnya satu sama lain," ujarnya di Jakarta, Rabu (21/3/2018).


"Sampai sekarang teknologi blockchain masih belum bisa di-hack karena memang benar-benar strong. Jika ada salah satu server yang kena hack, server lain akan menganggap server itu tidak valid, karena mereka saling memverifikasi," katanya menambahkan.

Dengan kemampuannya tersebut, Oscar mengatakan bahwa teknologi blockchain mampu diimplementasikan untuk berbagai hal.

"Blockchain bisa digunakan dalam percepatan perjanjian bilateral. Lalu, tidak akan ada lagi yang namanya pemalsuan sertifikat, akta tanah, surat kelahiran, hingga ijazah," tuturnya.

Bahkan, terdapat kemungkinan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bisa mengadaptasi teknologi blockchain. Teknologi ini akan menghilangkan multiple vote yang kerap terjadi di dalam pemilu. Selain itu, hasil pemungutan suara juga bisa terlihat lebih transparan sekaligus tidak dapat dimodifikasi.

Meski demikian, kemungkinan untuk pemanfaatan blockchain untuk digunakan dalam pemilu mendatang, diaktakan Oscar bahwa itu masih kecil untuk diterapkan.

"Saya kira Indonesia belum siap untuk Pemilu 2019 karena waktunya terlalu mepet, hanya setahun. Bahkan, kita itu belum menjajaki yang namanya electronic voting. Jadi, kalau langsung ke blockchain agak terlalu cepat," ujarnya menambahkan.

Saat ini, Oscar dan rekan-rekan di ABI masih menggodok sektor mana yang paling bermanfaat untuk disisipkan teknologi blockchain.

"Implementasinya bisa ke arah otomatisasi, kecerdasan buatan, robotik, biotechnology, dan nanotechnology. Kita masih mempertimbangkan mana yang paling bermanfaat untuk masyarakat luas," kata Yos Ginting, Ketua Dewan Pengawas ABI.

Selain itu, Yos juga mengatakan bahwa regulasi blockchain di Indonesia belum memadai. Disampaikannya, regulasi yang mampu mengakomodir kecepatan dan memaksimalkan manfaat teknologi blockchain belum diatur, sehingga menjadi batu sandungan.

Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan optimisme dari ABI terkait dengan perkembangan teknologi tersebut di Indonesia.

"Akan tiba waktunya saat masyarakat sudah menggunakan teknologi blockchain tanpa disadari oleh mereka sendiri, karena teknologi ini berjalan di belakang bukan di depan," ujar Oscar.

"Apa yang negara lain bisa lakukan dengan teknologi blockchain, Indonesia juga bisa. Ini adalah suatu kesempatan bagaimana Indonesia bisa menjadi setara atau bahkan lebih baik lagi di bidang teknologi karena ini baru awal dari teknologi blockchain," pungkas Oscar. 

sumber: https://inet.detik.com/cyberlife/d-3929574/blockchain-sulit-dibobol-bisa-dipakai-untuk-pemilu-2019

Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) Resmi Berdiri






JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI) secara resmi diluncurkan. Asosiasi ini merupakan wadah pelaku industri yang memiliki visi untuk berinovasi, memajukan, dan membentuk ekosistem teknologi blockchain Indonesia yang berkualitas. Chairman ABI Oscar Darmawan menyebut, ABI didirikan oleh sejumlah perusahaan blockchain yang merupakan anggota-anggota awal ABI, yakni Blocktech Indonesia, Blockchain Zoo, INDODAX, Indonesian Blockchain Network, Luno, dan Pundi X. Meskipun demikan, imbuh Oscar, ke depan ABI diyakini bakal memiliki lebih banyak anggota, sejalan dengan perkembangan blockchain yang pesat di Indonesia. "Kepada anggota, ABI memudahkan akselerasi adopsi teknologi blockchain dalam era industri 4.0 melalui intregrasi, kolaborasi, dan pertukaran pengetahuan," jelas Oscar dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (21/3/2018).


Oscar menuturkan, ABI pun memosisikan diri sebagai mitra pemerintah untuk menghimpun pelaku industri agar menjadi mitra dalam merumuskan kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan eksosistem teknologi blockchain. Untuk itu, ABI berkomitmen menjalin kerja sama erat dengan pemangku kepentingan terkait, termasuk di dalamnya adalah Kementerian Perdagangan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dan Asosiasi Fintech Indonesia. Menurut Oscar, ABI pun akan menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

"Teknologi blockchain memiliki potensi yang sangat besar. Indonesia memiliki talenta yang mumpuni. ABI ingin mengambil momentum ini untuk dapat mengambil manfaat yang maksimal bagi Indonesia," jelas Oscar.

Adapun Yos Ginting, Ketua Dewan Pengawas ABI menuturkan, blockchain adalah teknologi baru yang berkembang dengan pesat di Indonesia. Oleh karena itu, antusiasme pelaku industri blockchain pun perlu ditopang regulasi yang akomodatif dan yang dapat memaksimalkan manfaat teknologi blockchain. "Pembatasan yang ada, harus diimbangi dengan ketersediaan kebebasan untuk bereksperimen agar talenta dan potensi yang kita miliki tidak tersia-siakan," jelas Yos.


sumber: https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/21/152105726/asosiasi-blockchain-indonesia-resmi-berdiri